tirto.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjadi trending topic di Twitter lewat tanda pagar atau hashtag #TrumpHasCovid.
Hingga Jumat, (2/10/2020) siang, ada sekitar 289 ribu cuitan dari berbagai belahan dunia terkait tagar tersebut.
Tagar itu ramai di linimasa Twitter setelah Trump mengumumkan bahwa ia dan Melanie Trump dinyatakan positif COVID-19 usai menjalani tes.
Trump menyatakan hal tersebut dalam sebuah cuitan pada Jumat pagi lewat akun Twitter miliknya.
"Malam ini, @FLOTUS dan saya dinyatakan positif COVID-19. Kami akan segera memulai proses karantina dan pemulihan. Kami akan melewati ini BERSAMA!," tulis Trump.
Cuitan tersebut mendapat banyak respons dari orang-orang di seluruh dunia, dengan 211 ribu retweet dan 564 ribu tanda suka.
Tonight, @FLOTUS and I tested positive for COVID-19. We will begin our quarantine and recovery process immediately. We will get through this TOGETHER!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) October 2, 2020
"Yakinlah saya mengharapkan presiden untuk terus menjalankan tugasnya tanpa gangguan selama pemulihan, dan saya akan terus mengabari Anda tentang perkembangan di masa depan," kata pernyataan itu.
Sebelumnya pada Kamis, Trump mengatakan dia dan istrinya, yang berusia 50 tahun, akan dikarantina setelah Hicks dinyatakan positif COVID-19.
"Hicks, yang telah bekerja sangat keras bahkan tanpa istirahat kecil, baru saja dites positif COVID-19. Mengerikan!," twit Trump.
"Ibu Negara dan aku sedang menunggu hasil tes kita. Sementara itu, kita akan memulai proses karantina kita!"
Tidak jelas bagaimana tes positif Trump akan memengaruhi pengaturan untuk debat presiden kedua, yang dijadwalkan pada 15 Oktober di Miami, Florida.
Sebelumnya, Hicks bepergian dengan presiden beberapa kali minggu ini, termasuk terbang bersama di Marine One, helikopter kepresidenan, dan di Air Force One untuk melakukan kampanye di Minnesota Rabu, dan di atas Air Force One untuk menghadiri debat presiden pertama pada Selasa malam di Cleveland.
Hasil tes ini menandai pukulan besar bagi seorang presiden yang telah berusaha mati-matian untuk meyakinkan publik AS tentang kegagalan pemerintahannya mengatasi pandemi corona, bahkan kasusnya terus meningkat sebelum Pemilu.
Editor: Agung DH