Menuju konten utama

Trump Memuji-Muji Cina di Depan Xi Jinping dan Salahkan AS

Presiden Trump mengatakan dia tidak menyalahkan Cina karena telah mengambil keuntungan dari AS, dan yakin akan meredakan ancaman nuklir Korut

Trump Memuji-Muji Cina di Depan Xi Jinping dan Salahkan AS
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Ibu Negara Melania mengunjungi Kota Terlarang dengan Presiden China Xi Jinping dan Ibu Negara Peng Liyuan di Beijing, China, Rabu (8/11). ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst

tirto.id - Presiden AS Donald Trump melimpahi pujian pada Cina di hadapan Presiden Xi Jinping, dan menyalahkan pendahulunya sendiri atas defisit perdagangan "besar" antara dua ekonomi terbesar dunia. Pujian itu disampaikan Trump dalam sambutan resminya di Beijing dikelilingi kemegahan militer dan pementasan.

Berbicara pada Kamis (9/11/2017) di Aula Besar Rakyat, jantung upacara pemerintahan partai Komunis, Trump memberi penghormatan kepada tuan rumah yang dinilainya "hangat dan ramah". Ia juga mengatakan bahwa dia menghargai dukungan Xi untuk upayanya baru-baru ini mengendalikan program senjata Korea Utara.

Ucapan Trump ini jauh berbeda dengan yang dikoar-koarkan selama kampanye kepresidenannya. Trump berulang kali mengkritik Cina, menuduhnya "memperkosa" ekonomi AS dan menyatakan akan menjadi "musuh" negara tersebut.

Namun pada hari kedua kunjungannya ke Beijing sebagai bagian dari tur 12 harinya di Asia timur, Presiden AS itu juga menyampaikan sanjungan dengan nada yang jauh lebih lembut.

"Perdagangan antara Cina dan Amerika Serikat belum, selama bertahun-tahun terakhir, terlalu bagus untuk kita," kata Trump kepada penonton yang sebagian merupakan para pemimpin bisnis dan jurnalis.

Ia juga menggambarkan bahwa hubungan kedua negara tersebut secara mengejutkan tidak seimbang dan merugikan AS hingga $300 miliar (£229 miliar) dalam setahun.

Mendengar para penonton terkesiap, Trump kemudian mengatakan bahwa hal itu bukan kesalahan Cina, tapi AS sendiri.

"Saat ini, sayangnya, ini adalah hubungan yang sangat sepihak dan tidak adil. Tapi - tapi - saya tidak menyalahkan Cina. Lagi pula, siapa yang bisa menyalahkan sebuah negara karena memanfaatkan negara lain demi keuntungan warganya sendiri? Saya memberi penghargaan besar pada Cina,” ujarnya.

"Sebenarnya saya menyalahkan pemerintahan [AS] yang lalu karena membiarkan defisit perdagangan yang tidak terkendali ini terjadi dan berkembang. Kita harus memperbaikinya karena tidak berhasil... itu tidak berkelanjutan. "

Sekretaris Negara AS, Rex Tillerson, kemudian mencoba mengklarifikasi komentar Trump. "Nah, saat aku duduk di sana mendengarkan itu, ada sedikit 'silat lidah' dalam ucapan itu. Tapi ada juga banyak kebenaran," katanya kepada wartawan.

Dalam pidato delapan menit itu, Trump juga mendesak Xi untuk "bertindak lebih cepat dan lebih efektif" untuk memadamkan "ancaman" nuklir Korea Utara.

"Saya tahu satu hal tentang presiden Anda [Xi Jinping]: jika dia bekerja dengan keras, itu akan terjadi," presiden AS menambahkan. "Tidak ada keraguan tentang itu."

Xi dan Trump meluncurkan lebih dari $250 miliar dalam transaksi ekonomi, sebuah langkah yang diterima pejabat Cina sebagai "benar-benar sebuah keajaiban". Nnamun orang-orang yang skeptis percaya kemungkinan itu akan terwujud bahkan tanpa kunjungan presiden.

Sebelumnya, Xi menyambut Trump di atas karpet merah di tangga timur Aula Besar era Mao, yang disambut oleh pejabat tinggi Cina dan penjaga kehormatan militer.

Para pemimpin dua ekonomi terbesar di dunia itu juga menyaksikan sebuah pawai militer dan disambut oleh anak-anak sekolah yang mengibarkan bendera Cina dan AS.

Pada Kamis malam, Trump bahkan merasa terhormat dengan perjamuan kenegaraan di mana para tamu disuguhi fillet ikan kerapu dengan minyak cabe, sup ayam dan anggur dari Tembok Besar di provinsi Hebei, Cina.

"Seperti yang sering kita katakan di Cina, betapa menyenangkannya memiliki teman yang datang dari jauh," kata Xi untuk merayakan "persahabatan antara Cina dan Amerika Serikat" dan "potensi pertumbuhan yang tak terbatas".

Ely Ratner, ahli studi Cina di Council on Foreign Relations, menggambarkan komentar presiden AS mengenai perdagangan sebagai "kesalahan terbesar Trump sejauh ini dalam kunjungan Asia.”

Ratner juga mengatakan bahwa pelayanan VIP Trump adalah upaya orang Cina untuk memuji dan mengesankan pemimpin AS itu.

"Ini jelas merupakan usaha untuk mencoba membuatnya mundur dari tindakan penghukuman yang sedang dipertimbangkan untuk pemerintah Korea Utara dan juga terhadap perdagangan dan investasi."

Upaya Xi untuk menekuk ego Trump tampaknya telah berhasil. Berbicara di Aula Besar, Trump berterima kasih pada Xi atas sambutannya yang "benar-benar hebat" ke Cina dan mengatakan bahwa dia menyimpan perasaan "sangat hangat" kepada seorang pria yang sekarang dipandang sebagai pemimpin Cina yang paling kuat sejak Mao Zedong.

"Anda orang yang sangat istimewa," kata Trump pada Xi.

Xi lebih menahan diri dalam memilih kata-katanya, meskipun dia memuji kunjungan Trump yang sukses dan bersejarah itu. Ia mengatakan bahwa dia berharap AS dan Cina bisa "menulis lebih banyak cerita hebat" bersama di masa depan.

Presiden Cina tidak secara langsung menanggapi seruan Trump untuk tindakan yang lebih cepat terhadap Korea Utara. Namun ia mengatakan kepada wartawan bahwa Beijing berkomitmen untuk menyelesaikan krisis tersebut "melalui dialog dan negosiasi."

"Kami siap untuk berdiskusi dengan pihak-pihak terkait mengenai jalan menuju perdamaian dan stabilitas yang bertahan lama di semenanjung dan di Asia timur laut," paparnya.

Xi juga menurunkan ketegangan antara Beijing dan Washington: "Sebagai dua negara yang berbeda, kedua belah pihak mungkin memiliki pandangan dan perbedaan yang berbeda dalam beberapa masalah. Ini wajar saja. Kuncinya adalah menangani dan mengelolanya dengan benar."

Baca juga artikel terkait PEMERINTAHAN DONALD TRUMP atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari