Menuju konten utama

Transjakarta Harapkan Bisa Tiru Integrasi MRT Hong Kong & Malaysia

Pembelajaran mengenai MRT dari Hong Kong dan Malaysia itu dapat diterapkan di DKI Jakarta apabila MRT sudah mulai beroperasi pada Maret 2019.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Menijau MRT Jakarta. tirto.id/Damianus Andreas.

tirto.id - PT TransJakarta mengklaim telah belajar soal integrasi antar moda transportasi umum dari Hong Kong dan Malaysia. Pembelajaran yang diperoleh dari Hong Kong ialah terkait dengan optimalisasi sistem metro atau angkutan berbasis jalur, sedangkan dari Malaysia terkait dengan integrasi manajemen bus dan MRT (moda raya terpadu) di sana.

“Pada Desember [2018] lalu sudah ada workshop dengan pembicara dari ITB, lalu ada pakar dari UGM dan UI, serta ahlinya dari Hong Kong dan Malaysia,” kata Direktur Utama PT Trans Jakarta Agung Wicaksono di Balai Kota DKI Jakarta pada Selasa (8/1/2019).

Menurut Agung, paparan dalam workshop itu lantas dikaji oleh para pakar di ibu kota yang memang berafiliasi dengan PT Trans Jakarta dan PT MRT Jakarta guna menciptakan sistem integrasi.

Agung pun berharap pembelajaran dari Hong Kong dan Malaysia itu dapat diterapkan di DKI Jakarta apabila MRT sudah mulai beroperasi pada Maret 2019.

Masih dalam kesempatan yang sama, Agung menegaskan pentingnya optimalisasi pada sistem metro mengingat nilai investasinya yang besar. Selain itu, kemudahan penumpang yang hendak berganti moda transportasi pun dinilai penting untuk diperhatikan.

“Biasanya ada semacam kompensasi secara finansial kepada penumpang. Yang direct atau tidak ganti-ganti, itu lebih mahal,” ucap Agung.

Transjakarta sendiri akan berperan sebagai bus pengumpan untuk penumpang MRT. Guna merealisasikan rencana tersebut, Agung menyebutkan bahwa mereka merancang desain rute dengan mengacu pada bus pengumpan serupa di Malaysia, yang mana sama-sama dikelola oleh Rapid KL. “Inilah proses yang akan kami lakukan dengan MRT,” ungkap Agung.

Baca juga artikel terkait PROYEK MRT atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Maya Saputri