tirto.id - Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin berjanji tak akan menggunakan media sosial sebagai tempat kampanye hitam dan adu argumentasi yang menjerumuskan selama menjelang Pilpres 2019.
Direktur Program Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf, Arya Bima berkata penggunaan medsos sebagai tempat kampanye akan dikontrol. Pasalnya, selama ini banyak kampanye negatif yang berujung saling serang argumen antarpendukung di medsos.
"Ternyata narasi-narasi di medsos itu membuat luka batin yang cukup dalam. Tidak hanya bagaimana saling membuat kampanye negatif, tapi saling serang menyerang dan 4 tahun terakhir ini dirawat terus menerus," ujar Arya di Posko Pemenangan Jokowi-Ma'ruf, Jakarta, Kamis (6/9/2018).
Menurut Arya, kampanye hitam dan negatif yang berujung adu serang antarpendukung tidak produktif. Karena itu, tim Jokowi-Ma'ruf mengaku akan mem-branding kampanye mereka dengan cara yang lebih baik kedepannya.
"Ini tidak produktif buat kita sebagai bangsa. Karena presiden terpilih, siapapun, juga presidennya kampret dan presidennya cebong," kata Arya.
Politikus asal Semarang itu berkata, kampanye negatif memang diperbolehkan di Indonesia. Alasannya, pemilih harus mengetahui semua rekam jejak kandidat, termasuk yang baik atau buruk, sebelum menentukan pilihannya.
Akan tetapi, Arya menyebut masyarakat Indonesia belum siap menghadapi kampanye negatif di medsos. Ujung-ujungnya kampanye negatif justru berdampak pada perdebatan dan perpecahan.
"Analisis tim sosial media kami, belum siap dengan cara-cara yang konfrontatif," kata Arya.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Alexander Haryanto