tirto.id - Ketua Tim Hukum Nasional Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), Ari Yusuf Amir, menegaskan bahwa orasi Anies Baswedan dalam debat capres terkait pemberantasan korupsi di KPU RI tidak bersifat normatif. Hal itu menjadi bantahan atas pernyataan Ketua KPK Nawawi Pomolango yang menyebut tidak ada gagasan baru terkait KPK dalam orasi tiga capres.
“Sebab perang melawan korupsi sangat krusial, apalagi pemberantasan korupsi, dan juga kolusi serta nepotisme, adalah salah satu amanat Reformasi 1998 yang kini belum tuntas,” kata Ari dalam keterangan tertulisnya pada Yusuf Amir pada Kamis (14/12/2023).
Yusuf menegaskan, KPK akan dikembalikan menjadi lembaga yang independen. Salah satu indikasi independensi adalah bebas dari intervensi kekuasaan dalam melakukan pemberantasan korupsi sebagian besar berkaitan dengan kekuasaan.
“Kami bahkan berpandangan KPK harus dipermanenkan. Sebab pemberantasan korupsi membutuhkan badan khusus dan dengan cara-cara yang luar biasa untuk mencegah dan menindaknya,” kata Yusuf.
Dia juga mengingatkan bahwa gagasan Anies mengenai korupsi sudah dimulai sejak menjadi rektor di Universitas Paramadina. Sehingga dia berharap gagasan soal anti korupsi bukan hanya di KPK namun juga hingga di level institusi pendidikan.
“Karena itu Pak Anies, sejak menjabat sebagai Rektor Paramadina, beliau membuat terobosan dengan mengadakan mata kuliah anti korupsi. Mata kuliah ini sifatnya wajib bagi seluruh mahasiswa tanpa kecuali, bukan mata kuliah pilihan seperti di beberapa kampus lain,” kata Yusuf.
Di sisi lain, Juru Bicara Timnas AMIN Billy David menganggap pernyataan Nawawi Pomolango hanyalah guyonan belaka. Sehingga dia berharap publik tidak perlu menanggapi pernyataan ketua KPK tersebut.
"Dan saya melihat pernyataan Ketua KPK coba untuk jenaka tapi ternyata tidak ada unsur kejenakaan yang ditangkap publik," kata Billy.
Sebelumnya, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango mengaku menyesal sudah menghadiri debat perdana calon presiden (capres) tadi malam di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta Pusat.
Menurut Nawawi, dia rela berangkat dalam kondisi lelah dari acara Hakordia menuju KPU demi mendengar gagasan para capres mengenai penanganan korupsi. Kendati demikian, dia mengaku kecewa karena apa yang disampaikan ketiga capres tidak sesuai harapan.
"Capek-capek dari sini, saya bela-belain karena saya ingin mendengar ada konsep pemberantasan korupsi tidak yang bisa ditawarkan oleh beliau. Bahasanya hanya menguatkan KPK, tapi seperti apa tidak ada. Saya jadi menyesal kenapa harus bermacet-macetan semalam," kata Nawawi di Jakarta, Rabu (13/12/2023).
Penulis: Irfan Amin
Editor: Anggun P Situmorang