tirto.id - TikTok, aplikasi berbagi video yang dikembangkan oleh ByteDance sebuah perusahaan asal Cina berhasil duduk di peringkat pertama terbanyak diunduh mengalahkan Facebook. Hal itu diungkap hasil survey unduhan global yang dilakukan perusahaan riset aplikasi mobile App, Annie yang berlokasi di Amerika Serikat.
Nikkei Asia mewartakan, popularitas media sosial TikTok meningkat pesat di Eropa dan Amerika saat pandemi Covid-19 melanda akibat masyarakat yang lebih banyak beraktifitas di rumah. Padahal ByteDance baru merilis versi global TikTok pada tahun 2017 lalu.
Walau sempat diterpa isu rentannya informasi pribadi pengguna TikTok yang rawan bocor, namun Facebook, WhatsApp, Instagram dan Facebook Messenger berhasil ditaklukkan dalam angka unduhan.
Akan tetapi menurut survey yang sama, di wilayah Asia selain Cina, Facebook masih bertahan pada peringkat satu. TikTok yang lebih dikenal dengan nama DouYin tentu saja masih merajai jumlah unduhan di Cina karena negara tersebut sudah lama memblokir media sosial asal Barat.
Menurut Chuzen Kin, manajer pemasaran di App Annie, sebuah perusahaan pemantau pasar aplikasi, jumlah waktu yang digunakan untuk menonton video TikTok oleh orang Amerika dan Inggris lebih lama daripada Youtube.
“Total waktu menonton TikTok di Amerika dan Inggris lebih lama daripada Youtube, dan video pendek akan terus menarik perhatian,” ungkapnya pada Nikkei Asia. “Dalam hal konten, musik dan komedi menjadi lebih populer,” tambah dia.
Laman phonearena melansir hal senada terkait analisis global yang menunjukkan melejitnya angka unduhan TikTok. Media sosial tersebut terbukti menjadi kuda hitam yang tumbuh pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Tren baru yang disebarkan tentang gaya video singkat, berbeda dengan media sosial berbagi video durasi panjang seperti Youtube. TikTok telah membuat inovasi video yang sangat cepat dan fokus, rata-rata antara sembilan sampai lima belas detik saja, walau saat ini sudah meningkat sampai tiga menit.
Tren tersebut kini banyak diikuti oleh media sosial lain seperti Instagram Reels atau YouTube Shorts.
Pada awalnya sebagian besar video TikTok adalah klip singkat berisi komedi yang memancing tawa. Kini, inovasi pengguna mengembangkan video dengan tema pendidikan, tutorial memasak singkat, tips dalam pekerjaan, serta hal bermanfaat lain.
Ribuan bisnis juga memanfaatkan media sosial tersebut untuk mengiklankan produk mereka serta memberi hiburan pada pelanggan.
Kesuksesan TikTok di Amerika dan Eropa tidak pernah diprediksi sebelumnya, apalagi mantan Presiden Trump sempat mengancam akan menghapus aplikasi itu dari Amerika karena alasan keamanan nasional.
Namun apa yang diucapkan Trump tidak terjadi, dan kini Biden malah menandatangani perintah eksekutif untuk mencabut semua larangan yang sebelumnya diberikan pada aplikasi TikTok dan WeChat.
Nikkei Asia juga melansir bahwa kini pengguna TikTok tidak terbatas orang yang terjebak di rumah akibat pandemi saja. Namun banyak artis memanfaatkan media sosial ini untuk melakukan pertunjukkan sejak tur dan konser mereka dibatalkan karena pandemi yang melanda seluruh dunia.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari