tirto.id -
Transparansi Internasional Indonesia (TII) menyebut bahwa besarnya alokasi dana bansos pada 2019 patut diwaspadai.
Sebab, bisa jadi hal tersebut digunakan untuk mendulang suara salah satu kandidat yang bertarung dalam Pilpres 2019.
Hal itu disampaikan Manager Riset dan Kampanye TII Wawan Suyatmiko, Kamis (21/2/2019).
Ia mengatakan jika pencairannya dilakukan besar-besaran menjelang pemilihan umum seperti yang terjadi pada Januari 2019.
"Pasti enggak wajar karena bansos ini kan kita enggak pernah tau penerimanya siapa aja. Kemudian penerimaan pajak seperti apa, kenapa bisa cair sebesar itu," ujarnya saat dihubungi Tirto, Kamis (21/2/2019).
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, pencairan bansos melonjak tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Realisasi dana bansos pada Januari 2019 sudah mencapai Rp15,1 triliun atau 15,59 persen dari total anggaran Rp97,06 triliun.
Angka itu setara tiga kali lipat realisasi dana bansos pada Januari 2018 sebesar Rp5,3 triliun atau 6,3 persen dari dari total anggaran sebesar Rp77,3 triliun.
Menurut Wawan, jika lonjakan pencairan ini terjadi di tingkat nasional, maka bisa jadi hal serupa juga dilakukan dalam kebijakan anggaran masing-masing daerah.
Padahal, lanjut dia, sudah sejak lama berbagai pihak mendorong agar dana bansos dimoratorium menjelang pemilihan umum.
Menuruti dia, dengan menggelontorkan dana bansos yang besar, tak jauh berbeda dengan
money politics yang sebenarnya dilarang dalam kampanye.
Apalagi, lanjut dia, selama ini pengawasan penggunaan dana bansos relatif lebih kendor daripada anggaran lain pada APBD maupun APBN.
Hal inilah, tadas dia, yang kerap dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk kepentingan politiknya.
"Kalau
bansos nasional dinaikkan 3 kali lipat, yang di bawah kan bisa jadi juga ugal-ugalan. karena kan tahun politik dan hampir semua kepala daerah itu kan berpihak ke salah satu calon. Mereka bisa menggunakan dana bansos untuk memenangkan salah satu calon," tutur dia.tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Zakki Amali