tirto.id - Setelah perayaan Lebaran 2020 (Idul Fitri 1441 H) selesai, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bakal melaksanakan pengetesan massif secara intensif untuk mendeteksi kasus-kasus baru penularan virus corona (Covid-19).
Menurut Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, Berli Hamdani, langkah itu diperlukan untuk mencegah kemunculan gelombang baru penularan virus corona di provinsi dengan populasi terpadat tersebut.
Berli menjelaskan pelaksaan tes secara masif tidak hanya bertujuan untuk mencegah penyebaran virus corona. Langkah ini juga penting untuk mendapatkan gambaran peta persebaran Covid-19 di Jawa Barat yang komprehensif, sekaligus melacak kontak pasien positif.
"Tingginya mobilitas warga menjelang dan setelah lebaran dan banyaknya kerumunan yang terjadi di sejumlah daerah di Jabar berpotensi meningkatkan penularan COVID-19. Pengetesan secara masif pun perlu dilakukan," kata Berli di Bandung, pada Selasa (26/5/2020).
Berli mengatakan Gubernur Ridwan Kamil sudah menginstruksikan kepada para bupati/wali kota untuk kembali melaksanakan pengetesan COVID-19 secara masif.
Dia mengklaim, untuk mendorong pelaksanaan tes secara massif, Pemprov Jabar konsisten untuk mendistribusikan alat tes swab dan rapid test ke semua kabupaten/kota. Pengetesan intensif akan difokuskan memakai metode polymerase chain reaction (PCR) atau tes swab.
"Untuk antisipasi gelombang dua, kami sudah membuat kebijakan melakukan tes swab karena akurasinya yang lebih baik dan lebih spesifik deteksi COVID-19," ujar dia.
"Sudah lebih dari 15 ribu alat tes swab didistribusikan ke kabupaten/kota [di Jabar]. Penggunaan [alat tes], kami serahkan kepada kabupaten/kota masing-masing," tambah Berli.
Dia mengakui jumlah alat tes yang disalurkan belum sesuai dengan permintaan sebab persediaan terbatas. Namun, kata Berli, distribusi alat tes swab dan rapid test terus dilakukan Gugus Tugas.
"Terakhir kami menerima sekitar 30 ribu [alat] tes swab, dan sudah langsung kami distribusikan. Hanya mungkin belum sesuai permintaan," ujar Berli.
"Alat rapid test tetap kami distribusikan juga ke kabupaten/kota, dan sampai dengan hari ini sudah lebih dari 120 ribu alat rapid test yang didistribusikan dan masih berlanjut," dia menambahkan.
Hingga 21 Mei lalu, Gugus Tugas Jawa Barat sudah mendistribusikan 120.655 rapid diagnostic test (RDT) ke-27 kabupaten/kota, instansi pemerintah serta institusi pendidikan di Jabar.
Data Gugus Tugas menunjukkan 3.209 warga Jabar terindikasi positif Covid-19 atau reaktif. Lalu, hasil hasil tes swab terhadap mereka memastikan ada 231 orang positif Covid-19.
Berli mengatakan pelaksanaan tes Covid-19 di Jawa Barat merujuk kepada pola yang diterapkan di Korea Selatan. Dengan pola itu, pengetesan dilakukan terhadap 0,6 persen dari total penduduk di Jawa Barat, atau sekitar 300 ribu orang.
"Untuk mengejar target itu, kami melakukan pengadaan alat tes dari BTT [Belanja Tidak Terduga] Pemprov Jabar yang dialokasikan untuk penanggulangan COVID-19. Bantuan alat dari sejumlah pihak pun terus mengalir, seperti dari BNPB," kata Berli.
Pengetesan masif di Jabar disertai pula dengan penguatan kesiapan laboratorium, supaya tes masif dengan metode PCR berjalan optimal.
Selain Labkesda Jabar, ada 8 laboratorium yang ditunjuk Pemda Provinsi Jabar untuk melakukan pemeriksaan PCR.
Delapan laboratorium itu milik Unpad Jatinangor, RSHS, RSUI, Labkesda Kota Bekasi, Labkesda Kabupaten Bekasi, IPB, VET Subang, dan BBTKL Jakarta.
Total kapasitas pengetesan mencapai 5.838 spesimen per hari, tapi kemampuan pengetesan per hari berada di angka 2.999 spesimen atau 60 persen dari total kapasitas.
Peningkatan kapasitas pengetesan bakal dilakukan dengan menyiapkan laboratorium lainnya. Ada 11 laboratorium di Jabar yang sedang dipersiapkan untuk menjadi tempat pengetesan PCR.