tirto.id - Dua orang WNI bernama Nuryanto dan Ai Munawaroh menjadi korban mutilasi di Malaysia. Nuryanto adalah bos tekstil asal Bandung, sementara Ai Munawaroh adalah stafnya. Kepolisian Malaysia sudah mengamankan terduga pelaku yang merupakan warga negara Pakistan, mereka adalah JIR dan A.
Sekretaris National Central Bureau (NCB) Interpol Indonesia, Brigjen Pol Napoleon Bonaparte mengatakan, sebelumnya, kedua terduga pelaku sempat mendatangi kantor kepolisian setempat untuk melaporkan kehilangan Nuryanto dan Ai Munawaroh.
“Pada 25 Januari 2019, JIR dan A lapor ke polisi kalau mereka kehilangan dua orang (para korban),” kata Napoleon Bonaparte di Mabes Polri, Kamis (14/2/2019).
Menurut Napoleon, JIR dan A mengaku bertemu korban pada 23 Januari. Terduga pelaku juga sempat mengantarkan korban ke sebuah tempat perbelanjaan di Kuala Lumpur.
“Dalam penyidikan kepolisian terbukti bahwa dua terduga pelaku merupakan pihak yang terakhir bertemu korban," kata Napoleon.
Maka, kedua terduga itu ditangkap oleh Polis Diraja Malaysia (PDRM) pada 7 Februari untuk diminta keterangan. Menurut aturan hukum Malaysia, mereka ditahan selama 14 hari untuk proses penyelidikan.
Nuryanto dikabarkan berangkat ke Malaysia pada 17 Januari 2019 untuk urusan bisnis dan bertemu dengan relasinya. Namun, ia dikabarkan menghilang sejak 23 Januari, nomor telepon selulernya juga tidak dapat dihubungi.
Pada 26 Januari, warga menemukan tiga kantung plastik berisi potongan tubuh di daerah Distrik Sungai Buloh, Selangor, Malaysia, sekitar pukul 16.00 waktu setempat, lalu melaporkan kepada kepolisian.
Napoleon menambahkan, kepolisian setempat menemukan lebam di badan jenazah, diduga korban sudah meninggal terlebih dahulu sebelum dimutilasi kemudian dibuang. PDRM juga masih berupaya mencari kepala dan potongan tubuh lainnya.
Sementara itu, Ketua Tim Pusat Indonesia Automatic Finger Print Identification System (INAFIS), Kombes Pol Yayat Ruhiyat mengaku menemukan kecocokan sidik jari dari jenazah dengan sidik jari di data KTP elektronik.
“Hasil pemeriksaan terhadap 10 sidik jari mayat, enam di antaranya dinyatakan identik,” ujar dia.
Proses identifikasi dengan menggunakan alat Digitalisasi-AK 23 yakni alat pencari sidik jari digital yang terkoneksi dengan data KTP elektronik.
Hasil pencarian itu menginformasikan bahwa sidik jari atas nama Nuryanto, kelahiran Bandung, 19 Januari 1982, laki-laki, agama Islam yang beralamat di Kampung Ciodeng Timur, RT 03 RW 08, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Alexander Haryanto