tirto.id - Badan Pusat Setatistik (BPS) mencatat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Mei 2021 mencapai 0,32 persen, meningkat dari bulan sebelumnya.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menjelaskan, inflasi tahunan pada Mei 2021 tercatat sebesar 1,68 persen. Sementara itu, inflasi tahun kalender (ytd) 2021 mencapai 0,90 persen.
"Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran selama Lebaran," kata dia dalam konferensi pers, Rabu (2/6/2021).
Beberapa komoditas yang mendongkrak inflasi selama momen Lebaran adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau menyumbang sebesar 0,38 persen.
Secara rinci, Setianto menjelaskan dari kelompok makanan terdapat subkelompok makanan terdapat komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi, yaitu daging ayam ras dan ikan segar masing-masing sebesar 0,04 persen, dari data BPS.
Ada pula jeruk, minyak goreng, dan daging sapi masing-masing sebesar 0,02 persen, ayam hidup, kelapa, apel, dan kentang masing-masing sebesar 0,01 persen. Sementara komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi, yaitu cabai merah sebesar 0,07 persen, cabai rawit sebesar 0,05 persen.
Di posisi ke dua ada kelompok pakaian dan alas kaki menyumbang sebesar 0,52 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga menyumbang sebesar 0,03 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga menyumbang sebesar 0,27 persen.
Kemudian ada pula kelompok kesehatan menyumbang sebesar 0,07 persen, kelompok transportasi menyumbang sebesar 0,71 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan menyumbang sebesar 0,01 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya menyumbang sebesar 0,12 persen, kelompok pendidikan menyumbang sebesar 0,01 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman restoran menyumbang sebesar 0,44 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menyumbang sebesar 0,59 persen.
Dalam pemaparannya, dari 90 kota IHK, 78 kota mengalami inflasi dan 12 kota mengalami deflasi.
"Inflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 1,82 persen dengan IHK sebesar 109,47 dan terendah terjadi di Tembilahan sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 106,82. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Timika sebesar 0,83 persen dengan IHK sebesar 107,24 dan terendah terjadi di Palembang sebesar 0,02 persen dengan IHK sebesar 105,50," jelas dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Maya Saputri