Menuju konten utama

Apa Itu Teori Maslow dan Contohnya di Kehidupan Sehari-hari

Menurut teori Maslow, ada lima tingkatan kebutuhan manusia. Sebelum kebutuhan dasarnya terpenuhi, seseorang hampir mustahil bisa memenuhi kebutuhan teratas.

Apa Itu Teori Maslow dan Contohnya di Kehidupan Sehari-hari
Ilustrasi contoh teori Maslow dalam kehidupan sehari-hari: kebutuhan pangan. Pedagang daging sapi menunggu calon pembeli di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (13/2/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.

tirto.id - Setiap manusia memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Abraham Maslow, kebutuhan itu menjadi landasan motivasi segala perilaku manusia. Setiap tindakan yang kita lakukan dilatarbelakangi oleh kebutuhan tertentu.

Pada 1943, seorang tokoh psikologi humanistik, Abraham Maslow, memaparkan teori penting berkaitan dengan hierarki kebutuhan manusia di Jurnal Psychological Review. Teori tersebut dikenal dengan teori kebutuhan Maslow.

Lantas, apa itu teori Maslow? Teori Maslow adalah teori kebutuhan yang menyatakan bahwa individu bakal berupaya memenuhi kebutuhan dasar terlebih dahulu sebelum beranjak ke kebutuhan yang lebih tinggi.

Menurut teori kebutuhan Maslow, nyaris mustahil seseorang bisa mencapai posisi kebutuhan tertinggi, yaitu aktualisasi diri, sebelum ia menuntaskan kebutuhan dari jenjang yang rendah terlebih dahulu.

Sebagai misal, posisi kebutuhan paling dasar dalam teori hierarki kebutuhan Maslow ialah kebutuhan fisiologis, meliputi sandang dan pangan. Jika kebutuhan makanan dan pakaiannya sudah terpenuhi, barulah ia bisa memikirkan kebutuhan akan rasa aman, misalnya keamanan dari bahaya kriminalitas, waspada terhadap penyakit, dan sebagainya.

Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

Dikutip dari "Modul 1: Kebutuhan Dasar Manusia" terbitan Universitas Terbuka, berikut uraian tentang teori hierarki kebutuhan Maslow.

1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)

Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Maslow, kebutuhan paling dasar manusia adalah pemenuhan aspek fisiologisnya demi bertahan hidup (survival). Kebutuhan fisiologis ini meliputi mulai dari makanan, minuman, tidur, hingga seks.

Seseorang tak akan mencari kebutuhan yang lebih tinggi, misalnya mengejar konsep kebahagiaan, sebelum kebutuhan fisiologisnya terpenuhi.

Kebutuhan fisiologis, berdasarkan piramida Abraham Maslow, merupakan aspek survival dasar yang harus dipenuhi. Penekanannya terdapat pada tujuan, yakni untuk bertahan hidup. Berbeda halnya dengan orang kaya, yang bisa jadi memiliki gaya hidup sehari-hari makan makanan mahal dan mewah.

Contoh teori Maslow dalam kehidupan sehari-hari pada tahap awal ini sangat mudah ditemukan di sekitar kita. Di antaranya yakni seseorang yang bekerja demi mencari nafkah keluarga, membeli makan untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, tidur ketika sudah lelah, dan sebagainya.

2. Kebutuhan Rasa Aman (Safety/Security Needs)

Setelah kebutuhan fisiologisnya terpenuhi, barulah muncul kebutuhan jenjang berikutnya, yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan manusia tingkat kedua berdasarkan piramida Abraham Maslow meliputi keamanan dari bahaya fisik dan emosional.

Contoh kebutuhan akan rasa aman ini adalah kebutuhan rasa aman dari sesuai yang mengancam, seperti perlindungan dari kriminalitas, kekerasan seksual, penyakit, bencana alam, perundungan, dan sebagainya.

Infografik SC Kebutuhan Manusia

Infografik SC Kebutuhan Manusia. tirto.id/Fuad

3. Kebutuhan Sosial (Social Needs)

Dalam urutan piramida Abraham Maslow, kebutuhan setelah pemenuhan rasa aman adalah kebutuhan sosial dan kasih sayang. Kebutuhan ini didorong oleh keinginan untuk dibutuhkan oleh orang lain dan dicintai.

Kebutuhan manusia tingkat ketiga ini baru bisa tercapai jika seseorang sudah memenuhi dua kebutuhan sebelumnya, yaitu kebutuhan akan rasa aman dan fisiologis.

Contoh teori Maslow dalam kehidupan sehari-hari pada tahap ini dapat dilihat ketika seseorang mulai mencari pasangan, lebih sering bersosialisasi, serta banyak bergaul karena merasa ingin dibutuhkan oleh orang lain.

4. Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs)

Setelah kebutuhan sosialnya terpenuhi, muncul kebutuhan selanjutnya, yaitu kebutuhan akan penghargaan. Kebutuhan penghargaan, menurut teori Maslow, dilandasi oleh motivasi atau keinginan untuk memenuhi ego dan meraih prestise.

Contoh kebutuhan akan penghargaan, menurut teori hierarki kebutuhan Maslow, adalah kebutuhan akan status, pengakuan, reputasi, martabat, bahkan dominasi.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self-Actualization Needs)

Puncak kebutuhan manusia adalah kebutuhan akan aktualisasi diri, yaitu keinginan untuk mengoptimalisasi potensi dirinya.

Semisal, seseorang yang bercita-cita menjadi guru akhirnya berhasil mencapainya di kemudian hari. Pada saat bersamaan, ia mengembangkan dirinya agar bisa menjadi guru yang profesional dan terus mengoptimalkan potensi mengajarnya.

Dalam teori kebutuhan Maslow, hal ini dikenal sebagai aktualisasi diri, yakni pemenuhan potensi dirinya, mulai dari sisi cita-cita, keinginan, kreativitas, dan kematangan mental untuk bertanggung jawab terhadap pilihan yang ia putuskan sendiri.

Contoh teori Maslow dalam kehidupan sehari-hari pada hierarki paling tinggi ini adalah ketika seseorang terlihat mulai mengesampingkan kebutuhan lain. Artinya, ia hanya ingin berkarya, tanpa memikirkan uang. Ia ingin menggapai cita-cita asli yang sebelumnya belum pernah terwujud, misalnya melukis, membuat lagu, dan sebagainya.

Menukil dari Jurnal-el Badan Bahasa Volume 14 No. 1 (2018), beberapa karakteristik aktualisasi diri berdasarkan teori Maslow.

  1. Mampu melihat realitas secara efisien
  2. Penerimaan terhadap diri sendiri dan
  3. orang lain apa adanya
  4. Spontanitas, kesederhanaan, dan kewajaran
  5. Terpusat pada persoalan
  6. Membutuhkan kesendirian
  7. Otonomi: kemandirian terhadap kebudayaan dan lingkungan
  8. Kesegaran dan apresiasi
  9. yang berkelanjutan
  10. Kesadaran sosial
  11. Hubungan interpersonal
  12. Demokratis
  13. Rasa humor yang bermakna dan etis
  14. Kreativitas
  15. Independensi
  16. Pengalaman puncak (peak experience)

Gambar Teori Kebutuhan Maslow

Piramida Abraham Maslow. Teori psikologis motivasi manusia. (FOTO/iStockphoto)

Baca juga artikel terkait TEORI KEBUTUHAN atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Penyelaras: Fadli Nasrudin