tirto.id - Hari Palang Merah Internasional diperingati pada tanggal 8 Mei setiap tahunnya. Peringatan tersebut untuk merayakan prinsip-prinsip dasar dari Gerakan Palang Merah Internasional.
Selain itu, juga merupakan peringatan hari lahir pemenang Hadiah Nobel Perdamaian pertama sekaligus founder Komite Palang Merah Internasional yaitu Henry Dunant.
Peringatan Hari Palang Merah Internasional tahun 2023 mengusung tema “Everything we do comes #fromtheheart” atau “Semua yang kami lakukan berasal #darihati”.
Hari Palang Merah Internasional adalah waktu yang tepat untuk merayakan semangat kemanusiaan dan penghargaan kepada mereka yang telah membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.
Sejarah Palang Merah Internasional
Melansir laman PMI Medan, sejarah berdirinya gerakan Palang Merah Internasional dimulai pada tanggal 24 Juni 1859 di kota Solferino, Italia Utara. Saat itu, pasukan Perancis dan Italia sedang berperang menghadapi pasukan Austria.
Lalu Henry Dunant yang merupakan warga negara Swiss, sedang dalam perjalanan untuk menemui Kaisar Perancis, Napoleon III. Karena perang tersebut banyak tentara terluka, sedangkan tenaga medis militer tidak memadai untuk merawat para korban.
Merasa iba dengan hal itu, Henry Dunant pun berinisiatif untuk bekerjasama dengan penduduk setempat. Mereka langsung mengirimkan bantuan untuk menolong para korban perang. Kemudian setelah pulang ke Swiss, Henry Dunant menuliskan pengalamannya tersebut dalam sebuah buku yang bertajuk “Kenangan dari Solferino”. Buku itu pun berhasil menghebohkan seluruh Eropa.
Henry Dunant melalui tulisannya dalam buku tersebut mengusulkan dua ide, yaitu:
- Membentuk organisasi kemanusiaan internasional. Persiapan pembentukannya saat masa damai untuk menolong para prajurit yang cedera di medan perang.
- Mengadakan perjanjian internasional untuk melindungi prajurit yang terluka di medan perang. Selain itu, juga perlindungan untuk para relawan dan organisasi kemanusiaan ketika sedang memberi pertolongan di medan perang.
Lalu setiap negara mendirikan organisasi relawan untuk membantu petugas medis angkatan darat di medan perang, dalam rangka melakukan kegiatan kemanusiaan. Saat ini, organisasi tersebut dikenal dengan Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah.
Kemudian pada tahun 1864, atas inisiasi dari pemerintah federal Swiss digelar Konferensi Internasional dan dihadiri oleh sejumlah negara untuk menetapkan “Konvensi perbaikan kondisi prajurit yang cedera di medan perang” sebagai bentuk implementasi ide kedua Henry Dunant.
Pada tahun 1949, konvensi tersebut berkembang menjadi Konvensi Jenewa I, II, III, dan IV atau Konvensi Palang Merah. Konvensi tersebut adalah salah satu bagian dari Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI) yaitu ketentuan internasional yang mengatur tentang perlindungan dan bantuan kepada para korban perang.
Penulis: Tifa Fauziah
Editor: Dipna Videlia Putsanra