tirto.id - Hari Laki-laki Internasional atau Hari Pria Internasional (International Men’s Day) akan diperingati pada Minggu, 19 November 2023. Peringatan Hari Laki-laki Internasional ini dilaksanakan di 80 negara di seluruh dunia.
Tahun ini tema peringatan Hari Laki-laki Internasional adalah “Zero Male Suicide” atau jika diterjemahkan bahasa Indonesia berarti “Nol Bunuh Diri Laki-Laki”.
Peringatan Hari Laki-laki Internasional didedikasikan untuk merayakan laki-laki dalam segala keragamannya. Banyak orang menggunakan hari ini untuk menyoroti beberapa masalah sosial utama yang dihadapi pria dan anak laki-laki di seluruh dunia.
Mengutip laman International Men’s Day, negara Australia mencatat 3 dari 4 pelaku bunuh diri adalah laki-laki dan 2 dari 3 kematian akibat kekerasan adalah laki-laki.
Tidak hanya itu, rata-rata laki-laki meninggal 6 tahun lebih muda daripada perempuan. Selain itu, dari segi pendidikan, anak laki-laki juga lebih rendah dari anak perempuan.
Ini menjadi bukti bahwa pria dan anak laki-laki menghadapi berbagai masalah yang berkaitan dengan kesehatan fisik, kesejahteraan mental, dan sosial.
Sayangnya, meskipun berhadapan dengan berbagai masalah, masih banyak pandangan stereotip gender yang cenderung merugikan.
Pandangan stereotip yang dimaksud contohnya adalah "laki-laki harus jantan", “laki-laki tidak boleh menangis", "laki-laki tidak membutuhkan bantuan", dan sebagainya.
Mengapa Hari Laki-Laki Internasional Diperingati?
Hari Laki-laki Internasional 2023 diperingati untuk meningkatkan kesadaran pada kesehatan fisik dan mental pada laki-laki. Selain itu, hari peting ini juga dirayakan untuk meningkatkan relasi gender, menyoroti laki-laki panutan, dan mempromosikan ekspresi maskulinitas yang positif.
Hari Laki-laki Internasional diperingati setiap tanggal 19 November. Sebelumnya, Hari Laki-laki Internasional dirayakan pada bulan Februari.
Cikal bakal peringatan Hari Laki-laki Internasional diperkirakan muncul sejak isu gender mulai diperhatikan sejak masa Perang Dingin. Pada saat itu dua kekuatan besar dunia, yaitu Amerika dan Sekutu berpaham liberalis dan Uni Soviet dan negara sekitar yang berpaham komunis saling adu pengaruh.
Saling kritik dan adu pengaruh ini tak hanya dilakukan oleh para negarawan, tetapi juga tokoh berpengaruh di masyarakat, salah satunya seorang jurnalis asal Amerika Serikat bernama John P. Harris.
Harris mengkritik sistem Soviet yang mempromosikan hari khusus untuk pekerja perempuan. Dikutip dari National Today, melalui sebuah tulisan yang terbit pada 1968, Harris menyebut bahwa penetapan Hari Pekerja Perempuan oleh Soviet gagal memberikan kesetaraan bagi laki-laki.
Menurut Harris seharusnya hak-hak pekerja sama rata, terlepas dari apakah pekerja laki-laki atau perempuan. Harris menyatakan bahwa meskipun ia setuju bahwa harus ada satu hari untuk merayakan perempuan, namun hari tersebut merupakan sebuah kekurangan dalam sistem komunis.
Kemudian, pada awal 1990-an direktur Missouri Center for Men's Studies, Thomas Oaster mengundang berbagai organisasi di Amerika Serikat, Australia, dan Malta. Mereka berkumpul untuk menyelenggarakan acara-acara kecil Hari Lelaki Internasional selama bulan Februari.
Oaster berhasil menyelenggarakan acara-acara tersebut selama dua tahun. Namun, kegiatan itu kurang diminati dan pada 1995 hanya dihadiri sedikit orang.
Karena putus asa, ia menghentikan rencana untuk melanjutkan acara perkumpulan tersebut. Hal serupa juga dilakukan di Australia, sehingga menjadikan Malta sebagai satu-satunya negara yang terus merayakannya.
Pada tahun 1999 di Trinidad dan Tobago, hari tersebut dihidupkan kembali oleh Jerome Teelucksingh dari University of the West Indies, India.
Teelucksingh menyadari bahwa meskipun ada hari untuk para ayah, tidak ada hari untuk merayakan para laki-laki yang tidak memiliki anak, atau yang masih anak-anak dan remaja.
Teelucksingh memahami pentingnya panutan laki-laki yang positif, karena ayahnya telah menjadi contoh yang sangat baik baginya. Teelucksingh kemudian mulai memperkenalkan hari khusus untuk laki-laki.
Ia lantas memilih tanggal 19 November sebagai hari istimewa tersebut yang bertepatan dengan hari ulang tahun sang ayah. Selain itu, tanggal 19 November juga merupakan hari di mana tim sepak bola lokal telah menyatukan negaranya dengan upaya mereka untuk lolos ke piala dunia.
Sejak diperkenalkan kembali oleh Teelucksingh, Hari Laki-laki Internasional beralih fungsi untuk mempromosikan peningkatan kesejahteraan berbagai aspek pada laki-laki.
Selain itu, hari ini juga diperingati untuk merekonstruksi stereotip laki-laki agar lebih positif di mata masyarakat yang berkaitan dengan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial. Perlu diketahui bahwa Hari Laki-laki Internasional tidak dimaksudkan untuk menyaingi Hari Perempuan Internasional.
Hari penting ini lebih berfokus pada meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental serta maskulinitas positif laki-laki.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Iswara N Raditya & Yonada Nancy