Menuju konten utama
Naskah Khotbah Jumat

Teks Khutbah Jumat: Apa yang Dilakukan Rasulullah di Bulan Sya'ban?

Khutbah Jumat singkat pekan ini tentang keutamaan bulan Sya'ban dan ibadah yang dilakukan Rasulullah pada bulan Syaban.

Teks Khutbah Jumat: Apa yang Dilakukan Rasulullah di Bulan Sya'ban?
Ilustrasi. foto/Istockphoto

tirto.id - Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh..

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang kembali mempertemukan kita dalam majelis khotbah Jumat hari ini, 18 Maret 2022 yang bertepatan dengan waktu Nisfu Syaban.

Salawat dan salam tercurah untuk seorang utusan yang paling mulia Baginda Rasulullah Salallaahu 'alaihi wasallam, keluarganya, dan semua sahabatnya …. Amma ba’du ….

Naskah Khutbah Jumat Bulan Syaban

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Bulan Syaban memiliki banyak keutamaan, dan malam Nisfu Sya'ban termasuk salah satu malam istimewa, disebut juga sebagai maghfirah atau malam pengampunan.

Pada malam Nisfu Sya'ban, Allah membuka pintu taubat seluas-luasnya bagi seluruh hamba-Nya, kecuali orang-orang yang musyrik dan munafik.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

“[Rahmat] Allah turun ke bumi pada malam nisfu Syaban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian [kemunafikan],” (H.R. Baihaqi).

Pada bulan Syaban, ada banyak amalan yang dilakukan Rasulullah SAW yang bisa kita contoh agar kita juga mendapat keberkahan dan pahala dari Allah SWT.

Bulan Syaban di tahun 2022 ini dimulai sejak Jumat, 4 Maret 2022/1 Syaban 1443 Hijriah yang diperkirakan berlangsung selama 29 hari dan berakhir pada 1 April 2022.

Salah satu yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW pada bulan ini adalah banyak mengerjakan puasa sunah.

Amalan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW tersebut diceritakan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Salamah sebagai berikut:

Aisyah RA menceritakan kepadanya: “Rasulullah SAW tidak pernah melaksanakan shaum (puasa) lebih banyak dalam sebulan selain Syaban. Beliau [hampir] melaksanakan shaum pada Sya'ban seluruhnya,” (H.R. Bukhari No. 1834)

Kemudian dalam riwayat lain, dari Ummu Salamah R.A berkata:

“Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali bulan Sya’ban dan Ramadhan.” (HR. Tirmidzi no. 726, An-Nasai 4/150, Ibnu Majah no.1648, dan Ahmad 6/293)

Imam Ash-Shan’ani berkata: Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW mengistimewakan bulan Sya’ban dengan puasa sunnah lebih banyak dari bulan lainnya. (Subulus Salam Syarh Bulughul Maram, 2/239)

Maksud berpuasa dua bulan berturut-turut di sini adalah berpuasa sunah pada sebagian besar bulan Syaban (sampai 27 atau 28 hari) lalu berhenti puasa sehari atau dua hari sebelum bulan Ramadan, baru dilanjutkan dengan puasa wajib Ramadan selama satu bulan penuh.

Jadi sebelum masuk bulan Ramadan, bulan Syaban merupakan waktu yang tepat berlatih puasa untuk melatih diri agar terbiasa puasa satu bulan penuh.

Bahkan orang yang puasa Syaban, termasuk kalangan yang menghormati bulan Ramadan, seperti sabda Nabi Muhammad SAW:

"Puasa Sya’ban itu untuk mengagungkan Ramadhan." (HR At-Tirmidzi).

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Bulan Syaban yang berada di antara Rajab dan Ramadan adalah waktu ketika Allah SWT mengangkat amal hamba-hambanya.

Hal ini yang membuat Rasulullah SAW memperbanyak puasa di bulan ini. Beliau menginginkan Allah SAW mengangkat amalnya ketika dirinya sedang dalam keadaan berpuasa.

Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda:

“Itulah bulan yang manusia lalai darinya; -ia bulan yang berada- di antara Rajab dan Ramadan, yaitu bulan yang berisikan berbagai amal, perbuatan diangkat kepada Rab semesta alam. Aku senang amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa,” (HR. Nasa'i).

Hadis ini jelas menunjukkan kepada kita tentang kemuliaan bulan Syaban, hal ini tampak dari begitu perhatiannya Rasulullah pada bulan Syaban dengan memperbanyak berpuasa.

Seperti dikutip laman NU Online, bulan Syaban adalah bulan di mana semua amal perbuatan manusia diangkat dan dilaporkan kepada Allah SWT.

Tentu menjadi hal yang menyenangkan bila saat amal kita diangkat dan dilaporkan kepada Allah SWT, pemilik alam semesta, kita juga sedang dalam keadaan berpuasa dan melakukan amal kebaikan.

Hadis di atas juga menunjukkan kesunahan untuk menghidupkan waktu-waktu di mana banyak manusia terlena, dengan melakukan berbagai ketaatan dan kebaikan.

Itulah sebabnya, pada bulan Syaban ini kita disunahkan untuk memperbanyak berpuasa Syaban.

Tujuannya bukan saja semata-mata berpuasa hanya menahan diri dari makan dan minum dan segala yang membatalkan puasa sejak waktu datangnya fajar, waktu salat subuh, sampai terbenamnya matahari pada waktu salat maghrib, tetapi betul-betul berusaha untuk mencapai esensi puasa itu sendiri.

Esensi itu adalah meninggalkan perkataan yang keji (qaul al-zûr) dan perbuatan kotor (maksiat).

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Tentu kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW, penting untuk mencontoh dan mengamalkan puasa sunah seperti yang dilakukan Baginda Rasulullah salallaahu 'alaihi wasallam.

Meskipun tidak mampu meniru sepenuhnya apa yang diamalkan Nabi, paling tidak kita tetap mencoba berpuasa semampunya selama bulan Syaban.

Selain mendapatkan ganjaran, puasa Syaban dapat melatih diri sendiri agar siap melakukan puasa wajib Ramadan di bulan selanjutnya.

Abu Bakar Al-Balkhi berkata:

“Bulan Rajab adalah bulan menanam. Bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman. Dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen hasil tanaman.”

Beliau juga berkata: “Bulan Rajab itu bagaikan angin. Bulan Syaban itu bagaikan awan. Dan bulan Ramadhan itu bagaikan hujan.”

Demikianlah khotbah Jumat pada hari ini, semoga kita semua bisa bersegera menuju ampunan Allah dan melaksanakan perintah-perintah-Nya sebelum bulan suci Ramadan benar-benar datang dan mudah-mudahan kita diberikan umur untuk bisa sampai pada bulan Ramadan.

Aamiin allahumma aamiin.

Baca juga artikel terkait KHUTBAH JUMAT SINGKAT atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom