tirto.id - Direktur Kesehatan Ditjen Kekuatan Pertahanan Kementerian Pertahanan, dr. Arie Zakaria, SpOT mengatakan kuman penyebab penyakit tuberkulosis atau TBC tidak hanya menyerang paru-paru. Namun bisa juga menyerang organ lain seperti tulang dan hal itu sulit untuk dideteksi awal.
"Kadang juga kita malah mengiranya itu kelumpuhan, polio, penyakit saraf, atau sebagainya. Bisa diketahui setelah rontgen," ujar Arie usai diskusi di kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Selasa (19/3/2019).
Ia mengatakan proses terjadinya TBC tulang disebabkan oleh kuman tuberkulosis yang menyerang paru-paru lalu menjalar ke tulang melalui aliran darah. Umumnya menurutnya, tulang punggung menjadi wilayah yang sering terkena TBC.
"Yang paling banyak TBC tulang menyerang tulang punggung. Hancur sampai orang bisa bongkok dan lumpuh," tuturnya.
Dokter ahli bedah ortopedi ini menjelaskan, TBC tulang juga bisa menyerang bagian lutut. Penyakit ini bisa didiagnosa setelah mengambil cairan yang ada pada lutut penderita dan melalui proses CT Scan.
"Kita baru tahu kalau kita ambil cairan di lututnya dan warnanya berubah, pas kita tes TBC-nya positif," ujarnya.
Karena TBC tulang sukar untuk dideteksi awal, ia menyarankan untuk memfokuskan penyembuhan pada TBC paru lebih dulu. Karena TBC tulang umumnya diawali dengan TBC Paru yang tak tertangani dengan baik.
"Yang utama [harus diobati] itu tbc paru dulu, sumber penularan utama. Itu juga jauh lebih tinggi. Prosesnya biasanya dari paru lari ke tukang. Berapa lamanya, manifestasinya tergantung daya tahan tubuh," ujar dia.
Merujuk data Kemenkes, terdapat 842 ribu kasus TBC di Indonesia pada 2017. Indonesia juga menempati posisi ketiga untuk negara dengan kasus TBC terbanyak di dunia.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Agung DH