tirto.id - Sholat dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu dhuha, yaitu ketika matahari mulai naik sekitar kurang lebih 7 hasta sejak terbit hingga menjelang zuhur. Hukum shalat dhuha adalah sunnah muakkad. Jumlah rakaat sholat dhuha minimal 2 rakaat dan paling banyak 8 rakaat. Nabi Muhammad saw. banyak mengerjakan shalat duha 4 rakaat dengan 2 salam.
Rasulullah saw. mewasiatkan kepada Abu Hurairah untuk mengerjakan shalat dhuha, yang menunjukkkan keutamaan shalat tersebut. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, "Diperintahkan kepadaku oleh kekasihku (Rasulullah saw.) untuk berpuasa 3 hari pada tiap-tiap bulan, mengerjakan 2 rakaat sunnah dhuha, dan supaya aku berwitir sebelum tidur" (H.R. Bukhari).
Keutamaan Sholat Dhuha
Terkait fadhilah shalat dhuha, berbagai keutamaan tersebut di antaranya adalah dosa-dosa yang diampuni bagi mereka yang konsisten mengerjakan shalat sunnah tersebut. Diriwayatkan Abu Hurairah, Rasululah saw. bersabda, "Barang siapa yang selalu menjaga rakaat dhuha, maka dosa-dosanya akan di ampuni walaupun seperti buih di lautan" (H.R. Tirmidzi).
Selain itu, shalat dhuha dapat menjadi sedekah bagi tulang-tulang manusia. Diriwayatkan dari Abu Dzar, Nabi saw. bersabda, "Ada sedekah (yang hendaknya dilakukan) atas seluruh tulang salah seorang dari kalian. Karena itu setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, dan 2 rakaat shalat Dhuha mencukupi semuanya itu.” (H.R. Muslim).
Dalam riwayat lain, dijelaskan bahwa setiap 2 rakaat shalat dhuha memiliki keutamaan tersendiri, dimulai dari shalat 2 rakaat hingga 12 rakaat. Ahmad Muntaha AM dalam "Tata Cara Shalat Dhuha dan Keutamaannya" (NU Online), mengutip hadis riwayat al-Baihaqi, ketika Abdullah bin Amr bertanya kepada Abu Dzar untuk diberitahu sebuah kebaikan.
Abu Dzar menjawab, "Aku bertanya kepada Rasulullah saw. sebagaimana Kamu bertanya kepadaku. Lalu beliau bersabda, ‘Jika kamu shalat dhuha 2 rakaat maka tidak akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang lalai, bila kamu shalat dhuha 4 rakaat, akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang berbuat baik, bila kamu shalat dhuha 6 rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang taat, bila kamu shalat dhuha 8 rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang beruntung, bila kamu shalat dhuha 10 rakaat maka pada hari itu tidak akan dicatatkan dosa bagimu, dan bila kamu shalat dhuha 12 rakaat maka akan dibangunkan untukmu sebuah rumah di surga’." (HR al-Baihaqi).
Jumlah Rakaat Shalat Dhuha
Shalat dhuha dikerjakan minimal 2 rakaat, dengan merujuk riwayat-riwayat yang sudah disebutkan sebelumnya. Terkait jumlah rakaat maksimal, terdapat 2 pendapat, yaitu 8 rakaat dan 12 rakaat.
Imam Nawawi dalam Al-Majmu Syarah Al-Muhadzdzab menyebutkan, maksimal 8 rakaat. Beliau juga mencantumkan pendapat Ruyani, Ar-Rafi'i, dan yang lain bahwa maksimal 12 rakaat.
Nabi Muhammad saw. terbiasa mengerjakan shalat dhuha 4 rakaat, seperti yang diriwayatkan Aisyah, bahwa "Rasulullah SAW. Biasa melakukan shalat dhuha empat rakaat dan menambah sekehendak beliau”. (H.R. Muslim)
Waktu Terbaik Shalat Dhuha
Diriwayatkan dari jalur Zaid bin Arqam, Rasulullah saw. bersabda, “shalatawaabin (shalat orang-orang yang bertaubat, yaitu shalat dhuha) ialah ketika anak-anak unta merasakan panas”. (H.R Tirmidzi) Ini merujuk pada kebiasaan anak unta bangkit karena kepanasan karena panasnya pasir yang diinjak, atau ketika matahari sudah cukup panas.
Tata Cara Sholat Dhuha 4 Rakaat
Berikut ini tata cara shalat dhuha 2 rakaat. Jika mengerjakan shalat dhuha 4 rakaat, 6 rakaat, atau 8 rakaat, maka polanya serupa karena shalat sunnah ini dikerjakan 2 rakaat demi 2 rakaat.
1. Mengucapkan niat salat dhuha 2 rakaat, jika dalam bahasa Arab lafalnya sebagai berikut.
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: Ushalli sunnatad dhuhā rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.
Artinya: “Aku menyengaja salat sunah duha dua rakaat karena Allah SWT.”
2. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram dan bersamaan dengan mengucap takbir
3. Membaca Surat Al-Fatihah dan kemudian membaca salah satu surat dalam Al-Qur'an. Terkait hal ini, pada rakaat pertama, sebaiknya membaca Surah Asy-Syams dan pada rakaat kedua Membaca Surah Ad-Duha
5. Rukuk
6. Itidal
7. Sujud pertama
8. Duduk di antara dua sujud
9. Sujud kedua
10. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua
11. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua
12. Melakukan hal yang sama seperti rakaat pertama (mulai dari baca Al-Fatihah hingga sujud kedua)
13. Duduk tasyahud akhir dan salam pada rakaat kedua
14. Melanjutkan dengan rakaat ketiga dan keempat seperti rakaat pertama dan kedua.
Doa Setelah Shalat Dhuha
Doa yang dibaca setelah shalat dhuha, seperti yang disampaikan oleh Asy-Syarwani dalam Syarh Minhaj dan Ad-Dimyati dalam I’anatut Thalibin adalah sebagai berikut.
اَللَّهُمَّ إِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاؤُكَ وَالبَهَاءَ بَهَاؤُكَ وَالجَمَالَ جَمَالُكَ وَالقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللَّهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِي مَا آتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Bacaan latinnya: "Allâhumma innad dhuhâ’a dhuhâ’uka, wal bahâ’a bahâ’uka, wal jamâla jamâluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ‘ishmata ishmatuka. Allâhumma in kâna rizkî fis samâ’i, fa anzilhu. Wa in kâna fil ardhi, fa akhrijhu. Wa in kâna mu‘siron, fa yassirhu. Wa in kâna harâman, fa thahhirhu. Wa in kâna ba‘idan, fa qarribhu bi haqqi dhuhâ’ika, wa bahâ’ika, wa jamâlika, wa quwwatika, wa qudratika. Âtinî mâ âtaita ‘ibâakas shâlihîn"
Artinya: “Tuhanku, sungguh waktu dhuha adalah milik-Mu. Yang ada hanya keagungan-Mu. Tiada lagi selain keindahan-Mu. Hanya ada kekuatan-Mu. Yang ada hanya kuasa-Mu. Tidak ada yang lain kecuali lindungan-Mu. Tuhanku, kalau rezekiku di langit, turunkanlah. Kalau berada di bumi, keluarkanlah. Kalau sulit, mudahkanlah. Kalau haram, gantilah jadi yang suci. Bila jauh, dekatkanlah dengan hakikat dhuha, keagungan, kekuatan, kekuasaan-Mu. Tuhanku, berikanlah aku apa yang Kau anugerahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.”
Setelah itu, dianjurkan untuk membaca wirid sebanyak 40 atau 100 kali berikut.
اَللَّهُمَّ بِكَ أُصَاوِلُ وَبِكَ أُحَاوِلُ وَبِكَ أُقَاتِلُ ثُمَّ يَقُوْلُ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
Bacaan latinnya: "Allâhumma bika ushâwilu, wa bika uhâwilu, wa bika uqâtilu. Rabbighfir lî, warhamnî, watub ‘alayya. Innaka antat tawwâbur rahîm"
Artinya: “Tuhanku, dengan-Mu aku bergerak. Dengan-Mu aku berusaha. Dengan-Mu, aku berjuang. Tuhanku, ampunilah segala dosaku. Turunkan rahmat-Mu kepadaku. Anugerahkanlah tobat-Mu untukku. Sungguh Engkau Maha penerima tobat, lagi Maha Penyayang.”
Editor: Iswara N Raditya