tirto.id - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mengkaji kembali rencana penyesuaian harga tarif KRL Commuter Line yang sebelumnya diproyeksikan naik pada 1 April 2022.
Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati menjelaskan, kajian ulang untuk menunda kenaikan tarif dilakukan karena kondisi masyarakat belum siap.
"Rencana penyesuaian tarif masih akan mempertimbangkan situasi dan kondisi masyarakat ya," kata dia kepada Tirto, Selasa (8/3/2022).
Adita menjelaskan, rencanannya penyesuaian tarif akan dilakukan setelah Lebaran. Implementasinya akan disiapkan agar tidak lagi mundur dari rencana awal.
"Penyesuaian tarif KRL tidak akan dilakukan sebelum puasa dan Lebaran. Setelah itu pun kami pasti akan kaji lagi waktu implementasinya, melihat situasi dan kondisi yang berkembang di masyarakat," jelas dia.
Sejauh ini memang ada wacana untuk menaikkan tarif KRL. Hal tersebut didasari oleh beberapa pertimbangan, antara lain pelayanan yang diberikan pemerintah dengan pemberian subsidi ataupun pembangunan parasarana dan sarana kereta api sudah semakin baik.
Pembangunan rel dwiganda, revitaliasi Stasiun Jatinegara, Stasiun Cikarang, Stasiun Bekasi, dan sebagainya juga telah memberi kemudahan, keamanan dan kenyamanan kepada konsumen KRL. Langkah-langkah perbaikan tersebut kian gencar dilakukan sejak lima tahun terakhir.
"Operator, dalam hal ini PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), juga melakukan peningkatan layanan yang tidak kalah bagus. Misalnya, sistem ticketing, pelayanan di stasiun dan juga di atas kereta,” tutur Adita dalam keterangan resmi (14/1/2022).
Selama enam tahun, yakni sejak 2015, pemerintah belum pernah melakukan penyesuaian tarif KRL, satu kali pun. Dari hasil survei yang dilakukan, juga mendukung adanya wacana penyasuaian tarif KRL. Menurut Adita, penyesuaian tarif akan menghitung kemampuan masyarakat.
"Serta, sosialisasi yang memadai, dengan semua pemangku kepentingan," pungkas dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Fahreza Rizky