tirto.id - Dirut Perum Bulog Budi Waseso sesumbar akan melakukan ekspor beras untuk menyerap produksi petani dari dalam negeri. Terkait hal ini, Kementerian Perdagangan mewanti-wanti beberapa hal yang harus dilakukan oleh BUMN pangan tersebut.
Direktur Jendral Perdagangan Kementerian Luar Negeri Oke Nurwan menyampaikan, beras yang diekspor harus sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 19/M-DAG/PER/3/2014 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Beras.
Dalam aturan tersebut, ketentuan disebutkan bahwa ekspor beras hanya dapat dilakukan bila persediaan beras di dalam negeri telah melebihi kebutuhan.
"Tanya Bulog dong (melebihi atau enggak)," ujarnya saat ditemui di Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Kamis (24/1/2019).
Selain itu, Oke juga menegaskan bahwa impor produk beras tak bisa dilakukan untuk semua jenis, melainkan hanya pada beberapa jenis dengan kualitas tertentu saja.
Beras merupakan barang kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia sehingga yang perlu diperhatikan untuk memenuhi kebutuhan domestik bukan hanya dari sisi kuantitas melainkan juga kualitas.
"Karena kan diaturan Permendag yang tidak boleh diekspor adalah beras medium. Kalau beras yang premium, khusus, silakan, kayak beras organik itukan jadi potensi ekspor kita," ucapnya.
Budi Waseso, direktur utama Perum Bulog menyatakan Indonesia akan ekspor beras tahun ini. Rencana tersebut sebagai antisipasi masa panen raya pada Februari-April 2019 di saat stok beras Bulog masih tergolong tinggi.
Sebab, stok beras Bulog saat ini masih berada di angka 2,1 juta ton dengan 1,7 juta ton di antaranya merupakan beras impor yang datang pada 2018. Pada masa panen nanti, Bulog setidaknya akan menyerap 1,8 juta ton beras produksi petani.
Jika dijumlah, maka Bulog harus menyimpan 3,9 juta ton beras. Padahal kapasitas gudang Bulog saat ini hanya mencapai 3,6 juta ton.
“Itu antisipasi panen raya nanti. [Beras petani] diserap bukan untuk disimpan, melainkan dijual ke beberapa negara. Kami mungkin akan ekspor,” kata pria yang kerap disapa Buwas, di Gedung Kemenko Perekonomian, Selasa (22/1/2019).
Negara ekspor yang dituju, kata Buwas, sejauh ini masih sebatas wilayah ASEAN. Kendati belum merinci negara tujuan ekspor, ia mengklaim telah ada negara yang bersedia membeli karena membutuhkannya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Alexander Haryanto