Menuju konten utama

9 Akibat Kelebihan Protein dan Ciri-Ciri yang Bisa Dilihat

Protein tidak selalu bagus untuk kesehatan, terutama jika kadarnya berlebihan. Lalu, apa akibat kelebihan protein? Simak penjelasannya di bawah ini!

9 Akibat Kelebihan Protein dan Ciri-Ciri yang Bisa Dilihat
Ilustrasi kelebihan protein. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Protein merupakan zat yang berperan penting dan bermanfaat bagi tubuh, termasuk berandil dalam meregenerasi sel. Namun demikian, kelebihan protein tetap tidak diperbolehkan karena dapat menimbulkan efek negatif.

Dikutip dari Medical News Today, setiap individu punya kebutuhan protein yang berbeda-beda. Kebutuhan ini didasarkan pada tingkat aktivitas seseorang, usia, berat badan, dan sejumlah faktor lainnya.

Setidaknya mayoritas manusia harus mendapatkan asupan protein paling banyak 2 gram per kilogram berat badannya untuk sehari.

Takaran Kebutuhan Protein Manusia

Untuk bisa memperkirakan jumlah kelebihan protein yang mesti dihindari, kita tentu perlu tahu takaran normalnya lebih dulu. Berdasarkan laporan yang diterbitkan Dietary Guidelines of Americans 2020-2025, berikut daftar takaran kebutuhan asupan protein manusia.

1. Kebutuhan protein anak-anak

  • 6-12 bulan: 11 gram/hari
  • 1-3 tahun: 13 gram/hari
  • 4-8 tahun: 19 gram/hari
  • 9-13 tahun: 34 gram/hari

2. Laki-Laki

  • 14-18 tahun: 52 gram/hari
  • 19 dan lebih tua: 56 gram/hari

3. Perempuan

  • 14 tahun dan lebih tua: 46 gram/hari

4. Ibu hamil dan menyusui

  • Semua usia: 71 gram/hari

Ciri-Ciri Tubuh Kelebihan Protein

Perlu diketahui bahwa protein bisa diperoleh dari berbagai jenis makanan, misalnya daging, kacang-kacangan, telur, ikan, dan keju. Berikut beberapa gejala kelebihan protein yang bisa dilihat.

1. Munculnya jerawat

Dinukil dari Drought Skin, kelebihan protein menyebabkan asam amino berlebih. Kemudian zat tersebut merangsang produksi insulin yang bisa meningkatkan sebum, yakni minyak alami di pori-pori. Oleh sebab itu, ciri-ciri kelebihan protein pada kulit dapat dilihat dari timbulnya jerawat akibat penyumbatan sebum.

2. Meningkatnya kadar lemak tubuh

Dikutip dari Health Harvard, kelebihan protein hewani dari daging-dagingan ternyata lebih berbahaya dibanding protein nabati. Pernyataan tingkat resiko yang lebih tinggi ini disampaikan karena daging mengandung lebih banyak lemak jenuh.

3. Tubuh tampak lebih gemuk

Kelebihan protein dalam tubuh tidak dapat disimpan tetapi menghasilkan lemak berlebihan yang efeknya bisa menjalar ke seluruh organ. Secara fisik protein bisa menyebabkan tubuh tampak lebih gemuk dari biasanya.

9 Akibat Kelebihan Protein pada Tubuh

Konsumsi protein memang baik untuk pembentukan sel dan pembaruan jaringan-jaringannya, termasuk menyembuhkan luka. Orang yang terluka biasanya lebih cepat sembuh ketika asupan proteinnya cukup.

Namun demikian, kelebihan protein pada tubuh manusia juga bisa berdampak buruk. Di antaranya dapat terlihat langsung secara fisik, dirasakan lewat organ dalam yang sakit, atau dampak lainnya. Berikut penjelasan lengkap terkait akibat kelebihan protein.

1. Penyakit ginjal

Kelebihan protein di dalam tubuh diekskresikan melalui ginjal. Mengutip Medicine Libretexts, proses ekskresi urea sendiri memerlukan asupan air sehingga urine yang keluar pun menjadi lebih banyak dari biasanya.

Bukan hanya kandungan air, kinerja ginjal pun mengalami nasib serupa dengan beban kerja lebih tinggi. Menghindari kasus asam amino yang harus dikeluarkan lewat urine akibat kelebihan protein, Anda bisa membatasi konsumsinya agar tidak sampai terkena penyakit ginjal.

2. Bau mulut akibat keton

Gejala kelebihan protein berikutnya adalah produksi keton yang meningkat drastis. Dilansir Cleveland Clinic, keton merupakan asam yang dihasilkan oleh tubuh saat memakai lemak sebagai pengganti glukosa untuk mendapatkan energi.

Zat kimia keton yang asam tersebut menimbulkan efek bau mulut pada orang yang kelebihan protein. Selain itu, keton diklaim berdampak negatif terhadap ginjal seandainya produksi zat tersebut berlebihan.

3. Hilangnya kadar kalsium tulang

Seseorang dapat kehilangan kadar kalsium tulang lewat berbagai macam hal. Salah satunya akibat kelebihan protein. Healthline menyebutkan bahwa kejadian tersebut sering diserupakan dengan istilah osteoporosis.

Adapun rujukan kesehatan terkait tulang yang buruk sebagai efek kelebihan protein sudah ditinjau melalui penelitian pada 2013 silam. Namun, belum dapat dipastikan keabsahannya karena ada peneliti yang menyebutkan ini belum valid.

4. Meningkatnya risiko kardiovaskular

Seperti yang telah dibahas bahwa protein bisa diperoleh dari berbagai daging, termasuk daging berlemak ataupun jeroan hewan. Kandungan dari daging tipe ini mencakup lemak jenuh dan kolesterol.

Lemak yang muncul akibat kelebihan protein dapat menimbulkan gangguan tertentu, parahnya stroke atau serangan jantung.

5. Berat badan bertambah

Lemak jenuh bawaan daging berprotein tinggi beserta kandungan protein yang belum tercerna, bisa menimbulkan lemak berlebih di dalam tubuh. Oleh sebab itu, kelebihan protein hewani dapat menyebabkan penambahan berat badan.

6. Ketidaknyamanan di usus atau gangguan pencernaan

Dinukil dari Very Well Health, kelebihan protein menyebabkan mual, diare, sembelit, maupun sakit perut. Gejala tersebut bisa saja muncul karena seseorang mengonsumsi protein tinggi, tetapi seratnya rendah.

Adapun proses pencernaan protein juga diklaim cukup sulit, khususnya untuk kelebihan protein hewani seperti produk daging-dagingan. Dampak ini terdaftar sebagai gejala yang umum terjadi, disebut sebagai penyakit gastrointestinal.

7. Dehidrasi dan kelelahan

Pada dasarnya, kelebihan protein dalam tubuh tidak dapat disimpan tetapi dibuang melalui ginjal.

Kasus dehidrasi ini berkaitan dengan permasalahan ekskresi, yakni ketika ginjal harus bekerja optimal untuk membuang kelebihan protein. Anda akan buang air kecil lebih sering dibandingkan ketika mengonsumsi protein seimbang.

Efek lain yang ditimbulkan akibat peristiwa tersebut adalah kelelahan. Organ tubuh yang seharusnya berjalan biasa saja, harus diforsir secara maksimal agar zat-zat yang berbahaya segera bisa dikeluarkan.

8. Sakit kepala

Rasa pusing di kepala dapat terjadi seandainya seseorang kekurangan asupan karbohidrat. Energi yang seharusnya diciptakan melalui gula (glukosa) malah diperoleh dari hasil pembentukan asam amino akibat protein berlebih.

Permasalahan ini pun menimbulkan gejala sakit kepala tertentu, baik migrain (sebagian) ataupun keseluruhan.

9. Alergi

Anda yang sensitif terhadap protein tentu tidak akan mendapatkan dampak negatif seandainya zat makanan tersebut masuk ke tubuh sesuai takaran. Namun demikian, ada pula orang yang bisa mengonsumsi protein dengan jumlah lebih dari takaran normal.

Akibat kelebihan protein dalam poin ini merujuk pada orang-orang yang sangat peka sehingga konsumsi berlebihan bisa menimbulkan alergi. Beberapa gejalanya yakni lebam merah, gatal-gatal, jerawatan, dan sebagainya.

Baca juga artikel terkait TIPS KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - GWS
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Fadli Nasrudin