tirto.id - Sejak 6 Desember 2020 tercatat sudah berlangsung 11 tahap kedatangan vaksin COVID-19 ke Indonesia. Yang termutakhir adalah 982.000 dosis vaksin jadi Sinopharm yang sudah mendapatkan izin penggunaan darurat oleh Badan POM RI.
Vaksin Sinopharm tersebut didatangkan dalam 2 tahap. Yang pertama pada 30 April 2021 berupa 482.400 dosis dalam bentuk jadi (vial) dari Sinopharm China National Pharmaceutical Group. Berikutnya pada 1 Mei 2021, 500.000 dosis juga dalam bentuk jadi tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta sebagai pemberian dari Pemerintah Persatuan Emirat Arab (PEA).
Vaksin COVID-19 produksi Sinopharm ini sudah menjalani uji klinik fase 3 di Uni Emirat Arab dan beberapa negara lainnya dengan 42.000 subjek uji. Efikasi vaksin atau tingkat kemanjuran mencapai 78,02 persen.
Berdasarkan data Covid19.go.id, 1 kemasan vial vaksin jadi Sinopharm ini berisi 0,5 ml untuk 1 dosis vaksin. Pemberian vaksin dilakukan sebanyak 2 dosis dengan jarak penyuntikan 21 hingga 28 hari. Vaksin COVID-19 produk ini ditujukan untuk orang dewasa atau 18 tahun ke atas.
Dalam pengukuran imunogenisitas setelah 14 hari penyuntikan dosis kedua, seropositive rate (persentase subjek yang terbentuk antibodi) mencapai 99,52% pada orang dewasa dan 100% pada lansia. Sementara itu, kenaikan antibodi untuk orang dewasa dalah 98,1 persen dan lansia 97,6 persen.
Menurut BPOM, berdasarkan hasil uji klinik fase ketiga, kejadoan efek samping lokal, yang meliputi bengkak, rasa sakit, dan kemerahan mencapai 0,01 persen. Artinya, sangat jarang.
"Efek samping lokal berat yang dilaporkan sangat kecil sekali dengan frekuensi kejadian kira-kira 0,01 persen, jadi sangat jarang. Efek samping sistemik yang sering dilaporkan adalah sakit kepala 12 persen, nyeri otot 3,3 persen, batuk dan lainnya. Efek samping bersifat ringan dan umum apabila mendapatkan suntikan vaksin," papar Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito dikutip Antara.
BPOM bersama Tim Ahli dalam Komite Nasional Penilai Vaksin COVID-19, ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization), dan para klinisi terkait menyimpulkan vaksin Sinopharm memberikan profil keamanan dan efikasi yang baik.
“Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, dan juga pertimbangan manfaat risiko, maka Badan POM telah menerbitkan persetujuan penggunaan pada masa darurat atau EUA pada tanggal 29 April 2021 dengan nomor EUA2159000143A2 untuk vaksin dengan kemasan 1 vial berisi 0,5 ml (1 dosis) vaksin,” terang Penny dikutip laman BPOM.
“Indikasi yang disetujui adalah untuk membentuk antibodi, yang dapat memberi kekebalan untuk melawan virus SARS CoV-2 dan mencegah COVID-19 pada orang dewasa di atas 18 tahun dengan pemberian 2 dosis pada durasi 21 – 28 hari,” imbuhnya.
Vaksin Sinopharm memiliki platform Inactivated virus (virus yang diinaktivasi atau dimatikan). Suhu penyimpanan dan pengiriman vaksin ini adalah dalam rentang 2-8°C.
Sedianya, vaksin Sinopharm ini akan dimanfaatkan dalam program Vaksinasi Gotong Royong dengan sasaran kalangan pegawai perkantoran. Selain vaksin Sinopharm, Vaksinasi Gotong Royong diperkirakan bakal menggunakan vaksin Cansino sebanyak 5 juta dosis.
Tahap Kedatangan Vaksin COVID-19 di Indonesia
Sejak kedatangan vaksin Sinovac dalam bentuk jadi pada 6 Desember 2020 lalu, tercatat sudah ada 11 tahap masuknya vaksin COVID-19 ke Indonesia. Sejauh ini, terdapat 3 jenis vaksin, yaitu Sinovac, AstraZeneca, dan Sinopharm.
Berikut ini tahap kedatangan vaksin COVID-19 di Indonesia hingga 1 Mei 2021.
Tahap | Tanggal | Vaksin | Bentuk | Jumlah |
1 | 6 Desember 2020 | Sinovac | Vaksin Jadi | 1.200.000 |
2 | 31 Desember 2020 | Sinovac | Vaksin Jadi | 1.800.000 |
3 | 12 Januari 2021 | Sinovac | Bahan Baku | 16.500.000 |
4 | 2 Februari 2021 | Sinovac | Bahan Baku | 11.000.000 |
5 | 2 Maret 2021 | Sinovac | Bahan Baku | 10.000.000 |
6 | 8 Maret 2021 | AstraZeneca | Vaksin Jadi | 1.113.600 |
7 | 25 Maret 2021 | Sinovac | Bahan Baku | 16.000.000 |
8 | 18 April 2021 | Sinovac | Bahan Baku | 6.000.000 |
9 | 26 April 2021 | AstraZeneca | Vaksin Jadi | 3.852.000 |
10 | 30 April 2021 | Sinopharm | Vaksin Jadi | 482.400 |
30 April 2021 | Sinovac | Bahan Baku | 6.000.000 | |
11 | 1 Mei 2021 | Sinopharm | Vaksin Jadi | 500.000 |
Editor: Agung DH