tirto.id - Ada sebuah kondisi langka dialami oleh beberapa perempuan di dunia yang membuat mereka sulit hamil yakni sindrom Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser (MRKH).
MRKH adalah kelainan langka yang terjadi pada sistem reproduksi perempuan yakni dilahirkan tanpa rahim atau sistem reproduksi mereka tidak berkembang.
Mereka biasanya tidak memiliki periode menstruasi karena uterus mereka tidak ada. Tercatat kondisi ini dialami oleh satu dari setiap 5.000 wanita di seluruh dunia.
Genetics Home Reference mencatat bahwa mereka secara genetik adalah perempuan dan memiliki ovarium, telur dan hormon seks wanita normal, tetapi mereka tidak bisa hamil. Mereka juga memiliki perkembangan payudara dan rambut kemaluan yang normal. Mereka mungkin dapat memiliki anak melalui reproduksi bantuan.
Perempuan dengan MRKH tidak bisa melahirkan anak-anak mereka sendiri dan perlu bantuan metode alternatif, seperti adopsi atau fertilisasi in vitro (IVF) yang dikombinasikan dengan ibu pengganti.
Dalam beberapa kasus MRKH, vagina penderita tidak cukup besar untuk melakukan hubungan seksual. Artinya mereka perlu menjalani pelebaran untuk memperluas panjang vagina. Biasanya pelebaran dilakukan dengan operasi plastik.
Gillian Rose, konsultan di London's Queen Charlotte's and Chelsea Hospital, pusat spesialis terkemuka yang ditugaskan untuk gangguan perkembangan reproduksi, menjelaskan bagaimana operasi itu harus dilakukan dengan pengawasan yang ketat agar berhasil.
"Kulit mengandung serat elastis yang dengan tekanan akan meregang sehingga jaringan di vagina bagian bawah dapat direntangkan untuk memberikan panjang yang cukup," katanya seperti dilansir dari The Independent.
Penyebab dan Pengobatan MRKH
Karena begitu sedikit orang yang memiliki MRKH, sangat sedikit penelitian tentang kondisi langka ini. Bahkan hingga kini penyebabnya juga belum diketahui secara jelas.
Menurut Genetics Home Reference, kelainan reproduksi tersebut muncul karena perkembangan duktus Mullerii yang tidak sempurna. Beberapa penelitian mengatakan MRKH terjadi akibat faktor genetik dan lingkungan, tetapi penyebab ini pun belum terlalu jelas.
Selain itu, kondisi langka ini juga sulit dideteksi sampai seorang perempuan menyadari bahwa dirinya tidak bisa menstruasi.
Hingga kini pun belum ditemukan obat untuk MRKH. Namun demikian para peneliti akan melakukan penelitian terobosan untuk mencari pengobatan kelainan ini dengan cara transplantasi.
Meski pengobatan belum ditemukan, kondisi langka ini bisa diatasi dengan transplantasi rahim. Dilansir BBC, di Swedia operasi pada pasien MRKH telah berhasil dilakukan pada penderita MRKH. Perempuan tersebut telah mendapat donor rahim dari seorang perempuan yang telah meninggal.
Ada kemungkinan bahwa setelah menjalani transplantasi rahim, seorang wanita dengan MRKH mungkin dapat memiliki anak sendiri. Hal ini terbukti ketika seorang perempuan di Brasil berhasil melahirkan bayi hidup setelah menjalani transplantasi rahim dari donor orang yang telah meninggal.
Editor: Agung DH