tirto.id - Pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) tengah merancang program pendidikan baru bernama Sekolah Rakyat. Program ini rencananya akan diluncurkan pada bulan Juli mendatang.
Untuk menjalankan program baru ini, tentu saja dibutuhkan sejumlah guru dengan kualifikasi tertentu. Lantas, apa saja syarat lulusan untuk rekrutmen guru Sekolah Rakyat? Apakah untuk menjadi guru Sekolah Rakyat wajib lulus PPG terlebih dahulu?
Apa Itu Sekolah Rakyat?
Sekolah Rakyat adalah program pendidikan gratis yang diluncurkan sebagai upaya pemerintahan Prabowo-Gibran untuk memutus rantai kemiskinan di Indonesia.
Pemerintah mencatat bahwa hampir 74% penduduk miskin di Indonesia hanya mampu menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SD. Tingkat pendidikan yang rendah ini menjadi salah satu penghambat utama masyarakat untuk keluar dari kemiskinan.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah berinisiatif memberikan pendidikan gratis mulai dari jenjang SD, SMP, hingga SMA melalui Program Sekolah Rakyat. Program ini direncanakan akan dimulai pada tahun ajaran 2025-2026.
Kurikulum yang digunakan dalam Sekolah Rakyat akan mengikuti standar pendidikan nasional. Namun, sekolah ini dirancang dengan konsep sekolah asrama atau boarding school.
Setelah lulus dari sekolah rakyat, diharapkan para peserta didik dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi menggunakan dukungan beasiswa Bidik misi.
Untuk saat ini, sudah ada 53 lokasi yang siap menyelenggarakan Sekolah Rakyat. Menurut liputan Tirto, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan bahwa 53 lokasi tersebut terletak di daerah-daerah yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi dan sangat membutuhkan fasilitas pendidikan tambahan.
Syarat Lulusan untuk Rekrutmen Guru Sekolah Rakyat 2025
Lulus dari Pendidikan Profesi Guru (PPG) merupakan salah satu syarat utama untuk menjadi tenaga pengajar di Sekolah Rakyat. Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf setelah melakukan tinjauan terhadap persiapan Sekolah Rakyat di Pusdiklat Kemensos, Jakarta Selatan, pada Kamis pagi.
Dikutip dari Antara (20/3/2025), Saifullah menjelaskan bahwa program Sekolah Rakyat memerlukan sekitar 700 tenaga pengajar yang sudah memiliki sertifikat PPG. Jumlah tersebut disesuaikan dengan kapasitas siswa yang dapat diterima di Sekolah Rakyat, yang direncanakan mulai beroperasi pada Juli 2025.
Namun, meskipun sudah lulus PPG, guru tidak otomatis diterima begitu saja. Ada tahapan seleksi yang harus dilalui untuk mengukur kompetensi dan kesiapan masing-masing individu.
Saifullah menyebutkan bahwa Kemensos, bersama Tim Formatur Sekolah Rakyat, bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (Dirjen GTKPG) Kemendikdasmen, untuk menyeleksi sekitar 60 ribu guru PPG Prajabatan.
M. Nuh, Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, juga menambahkan bahwa seleksi ini tidak hanya mengutamakan kompetensi akademik, tetapi juga kematangan sosial-emosional yang baik.
Mengingat Sekolah Rakyat akan mengajar anak-anak dari latar belakang khusus, maka memiliki empati sosial yang tinggi menjadi salah satu faktor penting.
“Kita ingin tahu para guru itu punya empati sosial. Tidak hanya dia punya kompetensi akademik yang bagus. Tapi paling tidak karena ini berangkatnya adalah dari anak-anak yang punya kelas khusus,” ujar M. Nuh, dikutip dari situs resmi Kemensos (19/3/2025).
Disamping itu, proses seleksi juga mempertimbangkan kedekatan domisili para guru dengan Sekolah Rakyat, agar penempatan tenaga pengajar lebih efisien.
Selain guru yang lulus PPG, pemerintah juga membuka opsi bagi guru Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mengajar di Sekolah Rakyat jika kelak dibutuhkan.
Dengan demikian, meskipun lulus PPG menjadi syarat utama, seleksi ketat yang melibatkan kompetensi akademik, empati sosial, dan kedekatan lokasi domisili akan menjadi faktor penting dalam proses rekrutmen guru untuk Sekolah Rakyat.
Tahapan Rekrutmen Guru Sekolah Rakyat
Proses rekrutmen tenaga pengajar Sekolah Rakyat sendiri akan dimulai pada April 2025.
Para guru yang dinyatakan lolos proses seleksi kemudian akan mendapatkan pelatihan selama kurang lebih satu bulan di Mei 2025.
Selanjutnya, para guru juga akan mengikuti masa orientasi hingga akhirnya siap untuk mengajar di bulan Juli 2025.
“Sehingga April direkrut, bulan Mei pelatihan dan selanjutnya orientasi, maka nanti awal Juli mereka sudah ready,” kata M. Nuh dikutip dari Antara (20/3/2025).
Penulis: Febriyani Suryaningrum
Editor: Beni Jo