Menuju konten utama

Suswono Soal Gerakan Coblos Tiga Paslon: Ada Miskom

Suswono meyakini  Anies Baswedan tidak akan mendorong gerakan coblos 3 paslon kepada relawannya yang bernama "Anak Abah".

Suswono Soal Gerakan Coblos Tiga Paslon: Ada Miskom
Pasangan bakal calon Gubernur DKI Jakarta Ridwan Kamil (kiri) dan bakal calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Suswono (kedua kanan) tiba di Kantor KPU DKI Jakarta, Jalan Salemba Raya, Jakarta, Rabu (28/8/2024). Pasangan Ridwan Kamil-Suswono mendaftarkan diri sebagai peserta Pilgub DKI Jakarta 2024 dengan dukungan dari partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. ANTARA FOTO/Fauzan/YU

tirto.id - Bakal Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Suswono, angkat bicara mengenai gerakan coblos tiga paslon yang digaungkan oleh kelompok "Anak Abah". Pria yang juga kader PKS itu meyakini aksi tersebut sebagai kesalahan komunikasi.

"Saya kira sih karena persoalan komunikasi saja yang belum terjalin karena bagaimana pun juga 1 kontestasi ada aturan. Kalau ada aturan, pasti pada akhirnya mengikuti aturan," ungkap Suswono saat melakukan kunjungan ke daerah Taman Sari, Jakarta, Senin (9/9/2024).

Suswono percaya bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, merupakan sosok negarawan yang tidak mungkin mengajarkan sikap-sikap seperti itu.

"Jadi persoalan ada miskom yang ada terjadi. Saya yakin pak Anies seorang negarawan pasti akan menghormati apapun keputusan dari yang terjadi dalam konteks, yang tadinya PKS sejak awal ya," ujar dia.

Sebelumnya, Kepala Rombongan Bakal Cawagub DKI Jakarta, Rano Karno, Beno Muhammad Ibnu, mengungkapkan informasi tentang gerakan tusuk tiga pasangan calon di Pilkada Jakarta. Dia mengatakan, gerakan itu datang dari relawan Anies Baswedan yang mengatasnamakan 'Anak Abah'.

"Timbul gerakan 'Anak Abah' yang saat ini, menggelorakan gerakan tusuk tiga Paslon," kata Beno di warung Si Doel beberapa hari lalu.

Ia memaklumi bahwa segelintir orang mungkin belum bisa menerima dinamika politik yang terjadi di Pilkada Jakarta.

“Yang tadinya memang terdengarannya Anies dan Rano Karno, nah dia berubah menjadi Pramono dan Rano Karno, saya pikir pasti ada jet lag, pasti ada gap di sana, pasti ada distorsi," tutur Beno.

Baca juga artikel terkait PILKADA JAKARTA 2024 atau tulisan lainnya dari Ayu Mumpuni

tirto.id - Politik
Reporter: Ayu Mumpuni
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Andrian Pratama Taher