tirto.id - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis nama-nama calon presiden dan wakil presiden yang paling kuat melawan Joko Widodo (Jokowi) dalam Pemilihan Presiden 2019 nanti. Survei itu dilakukan pada 28 Juni-5 Juli 2018 dengan melibatkan 1.200 responden.
Dari hasil survei itu disebutkan, nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo sebagai pasangan capres-cawapres yang paling kuat melawan Jokowi dengan perolehan 35,6 persen.
Sementara jika Prabowo dipasangkan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, maka mereka memperoleh angka 19,6 persen. Jika Prabowo-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendapat 12,3 persen. Prabowo-Aher sebanyak 10,2 persen.
Selain Prabowo, pasangan yang juga berpotensi melawan Jokowi adalah pasangan Gatot Nurmantyo dan Anies Baswedan dengan persentase 31,8 persen. Sementara Gatot-AHY sebesar 21,5 persen. Gatot-Aher sebesar 13,3 persen.
Kemudian, apabila Anies Baswedan dipasangkan dengan AHY maka akan memperoleh angka sebesar 33,4 persen. Anies-Aher sebesar 27,4 persen dan Anies-Muhaimin Iskandar memperoleh 23,4 persen.
Selain itu, LSI juga merilis empat tokoh dianggap paling layak menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Joko Widodo di Pilpres 2019
Empat nama yang dianggap sebagai kandidat ideal cawapres Jokowi adalah Airlangga Hartarto, Sri Mulyani, Tito Karnavian, dan Ma'ruf Amin.
Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby mengungkapkan empat nama tersebut muncul berdasar jawaban responden survei lembaganya soal cawapres ideal menurut bidang politik, ekonomi, hukum dan keamanan, serta pemuka agama.
"Untuk cawapres ideal Jokowi agar kuat di parlemen [...] nama Airlangga Hartarto menjadi pilihan teratas dengan elektabilitas 35,70 persen," ujar Adjie di kantornya, Jakarta, pada Selasa (10/7/2018).
Editor: Alexander Haryanto