tirto.id - Survei Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkan 12,7 persen masyarakat menginginkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi calon wakil presiden petahana Joko Widodo.
"Barangkali bagi pengamat, tingkat kemustahilannya besar tapi bagi publik mungkin karena ingin melihat pembelahan itu makin melunak atau makin cair antar dua kubu ini," kata peneliti LIPI Wawan Ichwanudin di Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (19/7/2018).
"Pertanyaan terbuka terkait dengan cawapres, sebanyak 12,7 persen responden menginginkan cawapres Jokowi adalah Prabowo," tambah Wawan.
Sebanyak 12,7 persen responden yang menginginkan mantan Danjen Kopassus tersebut mendampingi Joko Widodo. Sementara itu, nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswesan muncul di urutan kedua dengan capaian 11 persen.
Mantan Hakim Konstitusi Machfud MD yang selama ini digadang-gadang jadi Cawapres Jokowi justru terdampar dengan angka perolehan 3,3 persen. Lebih rendah dibanding Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang memperoleh 4,7 persen suara.
Nama-nama lain yang dinilai layak mendampingi Jokowi adalah Gatot Nurmantyo 10,2 persen, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 8,1 persen, dan Jusuf Kalla 7,2 persen.
Sementara itu, tokoh-tokoh yang dinilai dekat dengan kalangan santri, seperti Muhaimin Iskandar dan Mahfud Md., hanya memperoleh 4,7 persen dan 3,3 persen.
Untuk cawapres Prabowo Subianto, nama teratas adalah Anies Baswedan dengan persentase 23,1 persen, Gatot Nurmantyo (20 persen), AHY (15,7 persen), TGB Zainul Majdi (5,9 persen), dan Wiranto (3,8 persen).
"Nama Jokowi pun muncul sebagai pilihan cawapres Prabowo. Namun, angkanya hanya 2,5 persen," ujarnya.
Dalam simulasi dua nama capres, Jokowi dan Prabowo, ditemukan bahwa makin tua usia pemilih dan makin rendahnya tingkat pendidikannya, makin besar dukungan terhadap Jokowi.
Di sisi lain, menurut Wawan, makin tinggi tingkat pendidikan pemilih, makin besar dukungan terhadap Prabowo Subianto.
"Makin tidak puas terhadap kinerja pemerintah, makin cenderung mendukung Prabowo. Namun, hubungan variabel-variabel tersebut dengan pilihan capres lemah," katanya.
Ia juga memaparkan tingkat keterpilihan Jokowi di perdesaan unggul dibandingkan Prabowo, yaitu sebesar 60 persen, sementara Prabowo 24,7 persen.
Di kalangan masyarakat perkotaan, Jokowi juga lebih unggul dengan 52,2 persen, sedangkan Prabowo 33,3 persen.
Survei tersebut dilakukan pada tanggal 26 April hingga 9 Mei 2018 di seluruh provinsi dengan responden sebanyak 2.100 orang yang telah memiliki hak pilih.
Metodologi survei menggunakan "multistage random sampling" dengan "margin of error" 2,14 persen.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri