tirto.id - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei soal kepercayaan publik kepada lembaga negara sejak sebelum pemilihan presiden (Pilpres) 2019 dan sesudahnya. Hasilnya, kepercayaan terhadap Presiden Joko Widodo terjun dari 81,5 persen pada Juli 2018 menjadi 75,2 persen pada September 2019.
“Jadi ada penurunan kurang lebih 6 persen dari Juli 2018," kata peneliti LSI Denny JA, Aji Al Farabi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu (13/11/2019).
Di sisi lain jumlah ketidakpercayaan terhadap Jokowi meningkat dari 14,2 persen pada Juli 2018 ke angka 18,8 persen pada September 2019.
Meskipun tingkat kepercayaan publik masih relatif tinggi, kata Aji, tapi penurunan itu mestinya jadi peringatan bagi pemerintah. Publik dinilai menaruh perhatian pada pemerintah sehingga setiap kebijakan yang dikeluarkan ke depan akan berpengaruh bagi tingkat kepercayaan publik.
Salah satu contoh ialah wacana revisi Undang-Undang Nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurut Aji, kisruh tersebut turut berperan dalam menggerus kepercayaan publik terhadap Jokowi.
Di samping itu, pembelahan politik pada palagan 2019 pun dinilai berpengaruh signifikan pada penurunan kepercayaan kepada Jokowi.
"Mereka yang kemudian secara pilihan politik berbeda dengan Pak Jokowi sebagai presiden saat ini cenderung bertahan dengan sikapnya sehingga timbul distrust dari publik kepada presiden," kata Aji.
Dalam survei itu, LSI Denny JA menggunakan metode multistage random sampling. Pengumpulan data dilakukan pada Juli 2018 dan September 2019 dengan total responden awal 1.200 orang di 34 provinsi di Indonesia. Survey itu mengandung margin of error +/- 2,9 persen.
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Abdul Aziz