tirto.id - Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi memaparkan hasil surveinya yang menyatakan Prabowo Subianto menjadi capres paling unggul suaranya apabila disandingkan dengan Gibran Rakabuming Raka. Elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 37,5 persen.
Dibandingkan dengan paslon lain yang telah mendaftar ke KPU, Prabowo-Gibran lebih unggul. Pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD memperoleh elektabilitas 32,2 persen, sementara Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memperoleh 22,7 persen.
"Peta dukungan capres saat ini, secara umum tidak berubah signifikan ketimbang temuan sebelumnya. Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo lebih menonjol di posisi teratas. Selisih di antara keduanya sangat sempit, tidak berbeda signifikan secara statistik. Kemudian Anies Baswedan di posisi ketiga, cukup jauh tertinggal dari dua teratas, Prabowo dan Ganjar. Sementara nama-nama lain hingga sejauh ini belum menunjukkan tanda-tanda signifikansinya," kata Burhanuddin Muhtadi dalam keterangan tertulis pada Jumat (20/10/2023).
Masih dalam survei yang sama, Burhanuddin belum menemukan kemungkinan Pemilu 2024 hanya bisa dilakukan satu putaran. Hasil survei menunjukkan belum ada elektabilitas capres maupun pasangan capres-cawapres yang melampaui 50 persen+1, sebagai syarat pelaksanaan Pilpres satu putaran.
"Dari sini tampak distribusi dukungan masih sangat cair, meski dua nama teratas cukup menonjol dukungannya, tapi kelompok yang masih mengambang jauh lebih besar ketimbang jarak dengan pemuncak perolehan suara," ujarnya.
Menurutnya, Anies dan Ganjar elektabilitasnya cenderung stagnan selama beberapa bulan jelang kampanye. Sedangkan Prabowo mengalami kenaikan dukungan. Hal itu terlihat simulasi daftar 34 nama semi terbuka, responden bisa menyebut nama selain yang ada dalam daftar yang ditunjukkan, Prabowo 34.1%, Ganjar 31.7%, dan Anies 19.8%.
"Dalam tiga bulan terakhir, tampak hanya Prabowo yang menunjukkan pola peningkatan dukungan, sementara Anies dan Ganjar cenderung stagnan," jelasnya.
Survei ini diselenggarakan pada 2-10 Oktober 2023 berjumlah sampel basis 1200 orang dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Kemudian, di-over sampling di 12 provinsi, di antaranya Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan Sulawesi Selatan. Sehingga jumlah sampel sebanyak 4300.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Bayu Septianto