Menuju konten utama

Survei Indikator: Golput Buat Posisi Jokowi-Ma'ruf Belum Aman

Di Amerika Serikat, pemilih Hillary dari Partai Demokrat yang mendukung Bernie Sanders, banyak yang golput, sehingga memberi jalan Trump untuk menang.

Survei Indikator: Golput Buat Posisi Jokowi-Ma'ruf Belum Aman
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi memaparkan hasil survei saat rilis survei nasional di Jakarta, Kamis (3/5/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

tirto.id - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mengingatkan posisi pasangan calon presiden-calon wakil presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin belum aman, meski unggul dalam survei itu atas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, hasil survei per Desember 2018 menunjukkan, elektabilitas Joko Widodo-Ma’ruf Amin 54,9 persen. Sedangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 34,8 persen. Terdapat selisih elektabilitas 20 persen. Survei juga menunjukkan adanya pemilih golput 1,1 persen.

“Kami menduga tingkat golput nanti tidak sekecil itu. Angkanya mungkin berkisar 20-25 persen. Saat ini kemenangan Jokowi-Ma’ruf belum bisa dipastikan. Posisinya belum aman,” kata Burhanuddin, dalam pemaparan survei di kawasan Menteng, Jakarta, Selasa (8/1/2019).

Hari pencoblosan, kata dia, masih tiga bulan, sehingga selisih 20 persen elektabilitas belum aman bagi paslon Jokowi-Ma’ruf.

Perkiraan Burhanuddin itu berkaca pada pemilu Amerika Serikat terakhir, dimana persaingan Donald Trump melawan Hillary Clinton, banyak warga Amerika Serikat yang akhirnya memilih golput.

“Karena kan hasil pemilu ditentukan bukan atas preferensi pemilih, tapi preferensi pemilih yang diaktualkan dalam bentuk dukungan. Di Amerika Serikat, pemilih Hillary dari Partai Demokrat yang mendukung Bernie Sanders, itu banyak yang golput, sehingga memberi jalan Trump untuk menang,” kata Burhanuddin.

Pelajaran dari pemilu itu, kata dia, juga terkait dengan hoaks. Saat pemilu itu, Hillary unggul dua juta suara dari Trump, tapi sistem pemilu Amerika Serikat menyebabkan Hillary kalah.

Trump memenangi suara dari beberapa negara bagian dengan selisih suara yang kecil, diduga dengan memanfaatkan hoaks yang dilontarkannya selama kampanye.

“Efek hoaks itu kecil, tetapi jadi sangat menentukan dalam persaingan yang kompetitif,” ujar dia.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Zakki Amali