tirto.id - Charta Politika Indonesia merilis hasil survei elektabilitas beberapa tokoh terkait Pilpres 2024. Survei dilakukan dengan tiga cara simulasi: pertama, elektabilitas tokoh dengan banyak nama dan kedua, elektabiltas tokoh hanya dengan sepuluh nama dan ketiga, elektabilitas tokoh dengan lima nama.
Survei dilakukan pada periode 12-20 Juli 2021. Dengan metode mewawancarai 1.200 responden secara tatap muka di seluruh provinsi Indonesia.
"Dengan jumlah sampel sebanyak 1.200 responden, margin of error + 2.83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya dikutip dari laporan, Jumat (13/8/2021).
Dalam elektabilitas banyak nama, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo unggul 16,2 persen. Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto berada di posisi ke-2 dengan 14,8 persen. Posisi ketiga diduduki Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan 14,6 persen.
Sementara dalam posisi 4-10 besar lainnya berkumpul nama-nama seperti: Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudhoyono, Basuki Tjahaja Purnama, Tri Rismaharini, Susi Pudjiastuti, Khofifah Indar Parawansa. Masing-masing dengan perolehan di bawah 10 persen.
Dalam elektabilitas sepuluh nama, Ganjar Pranowo masih unggul dengan 20,6 persen. Kali ini, Anies Baswedan berada di posisi ke-2 dengan 17,8 persen. Dan Prabowo Subianto dengan 17,5 persen.
Sementara dalam posisi 4-10 bertengger nama-nama seperti: Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, AHY, Tri Rismaharini, Erick Thorir, Puan Maharani, dan Airlangga Hartarto. Masing-masing dengan perolehan di bawah 10 persen.
Dalam elektabilitas lima nama, Ganjar Pranowo unggul dengan 23,3 persen. Anies Baswedan dengan 19,8 persen. Dan Prabowo Subianto dengan 19,6 persen. Kemudian Sandiaga Uno dengan 8,4 persen. Sebagai penutup Ridwan Kamil dengan 8,2 persen.
Sementara dalam survei lain yang dikelola New Indonesia Research & Consulting. Elektabilitas tiga tokoh tertinggi ditempati AHY, Puan Maharani, dan Airlangga Hartarto.
Menurut Direktur Eksekutif New Indonesia, Andreas Nuryono ketiga nama tersebut meningkat elektabilitasnya. Namun AHY yang naik signifikan. Awalnya AHY meraih dua persen, namun menjadi 5 persen.
Puan dari 1,1 persen naik hanya 1,4 persen. Airlangga hanya 1,3 persen. Menurut Andreas, perang baliho mereka hanya membuat "AHY yang paling berkibar."
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai perbedaan hasil survei hal yang biasa. Itu bagian permainan politik, katanya. Dengan tujuan untuk memengaruhi persepsi publik dan percaya bahwa nama tertentu memiliki elektabilitas tinggi daripada yang lain.
"Survei akan cenderung berubah, tergantung dinamika dan isu yang akan berkembang ke depan," ujarnya kepada Tirto, Jumat.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Restu Diantina Putri