Menuju konten utama

Survei: 7 dari 10 Warga Korea Selatan Ingin Jadi Pendonor Organ

 "Kami membutuhkan lebih banyak donor."

Survei: 7 dari 10 Warga Korea Selatan Ingin Jadi Pendonor Organ
ilustrasi operasi. Foto/iStock

tirto.id - Survei menyatakan warga Korea Selatan kini jadi lebih terbuka terhadap donor organ, dengan melihat hampir 7 dari 10 orang mendukung donor organ.

Hasil survei yang dilakukan oleh pemerintah Korea dan dilaporkan pada Rabu(26/12/2018) ini menyatakan, hal tersebut belum bisa dikatakan representatif sebagai jumlah orang yang benar-benar memberikan donasi organ, mengingat di Korea Selatan hanya terdapat 2,6 persen populasi yang terdaftar sebagai pendonor organ.

Dalam survei yang dilakukan oleh Korea Centers for Disease Control and Prevention (KCDC), dari 1.000 responden yang berusia di atas 19 tahun, 97,5 persen responden tahu mengenai donor organ. Sementara, sejumlah 66,5 persen responden menunjukkan keinginan mereka untuk jadi pendonor, demikian seperti dilansir The Korea Times.

Namun, terdapat responden yang juga menentang hal tersebut, dari 33 persen responden yang menolak jadi pendonor, mereka menyatakan enggan merusak tubuh mereka sendiri.

Sedangkan 30,4 persen beralasan takut, dan 16,5 persen menyebutkan kurangnya informasi tentang masalah lain selain proses donasi, seperti bagaimana tubuh diperlakukan setelah organ diambil.

Hasil survei tersebut juga menjelaskan, lebih dari 60 persen mengatakan mereka mengetahui donor organ dari TV, dan 35,5 persen melihat iklan secara online melalui blog, komunitas atau media sosial.

Terlepas dari keinginan berdonasi yang sangat tinggi dari warga Korea Selatan, jumlah pendonor organ saat ini dinilai masih rendah dan jauh dari permintaan.

Masih dari sumber yang sama, terdapat lebih dari 30.000 pasien di Korea Selatan menunggu donasi organ, tetapi hanya 9,95 orang di setiap satu juta populasi yang melakukan donor organ.

Angka tersebut dinilai masih terlalu rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya, seperti Spanyol (46,9 orang), Amerika Serikat (31,9 orang), Italia (28,2 orang), dan Inggris (23 orang).

"Persepsi orang Korea tentang donor organ telah memulai langkah positif dalam beberapa tahun terakhir, tetapi hanya 2,6 persen dari populasi telah berjanji untuk menyumbangkan organ," kata seorang pejabat di KCDC, seperti dilansir The Korea Times.

"Kami membutuhkan lebih banyak donor," sambungnya.

Dilansir Jeju Weekly, dari tahun 2012 hingga 2017 terdapat total 7.776 pasien di Korea Selatan yang telah meninggal dunia saat menunggu organ baru dari pendonor.

Menurut data yang dikeluarkan oleh KCDC, pada pertengahan tahun 2017 saja terdapat 703 pasien meninggal dunia karena tidak dapat menerima donor organ. Karena jumlah pendonor organ yang dinilai masih belum mencukupi di Korea inilah yang menyebabkan pasien harus menunggu rata-rata sekitar 1.185 hari untuk menerima donor organ.

Kembali dilansir dari The Korea Times, menurut data laporan terpisah dari Institut Seoul, terdapat 4.400 warga Seoul telah menyumbangkan organ sejak tahun 2010, dengan rata-rata 490 orang per tahun. Dengan pendonor di usia 20-30 tahun (46,3 persen), dan laki-laki (57,5 persen).

Sekitar 370.000 warga Seoul menyatakan keinginan untuk menyumbangkan organ, dan 150.000 dari mereka menandai niat tersebut pada SIM mereka.

Sedangkan sejak 2010, terdapat 6.865 penduduk Seoul telah menerima transplantasi organ, dan rata-rata 763 orang dalam setahun. Sebagian besar penerima donor adalah berusia 50-an tahun (33,4 persen), dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak (63,3 persen), daripada laki-laki.

Transplantasi yang banyak dilakukan adalah ginjal (48 persen), kemudian hati (28,3 persen), dan transplantasi kornea mata (9 persen).

Dari Januari 2017 hingga Oktober 2018, terdapat 1.862 warga Seoul menunggu pendonor organ, yang mana 1.300 membutuhkan transplantasi ginjal, dengan persentase 61,3 persen, dan mereka yang ada dalam daftar tunggu memiliki rentang usia 50-60 tahunan.

Baca juga artikel terkait DONOR ORGAN atau tulisan lainnya dari Maria Ulfa

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Maria Ulfa
Editor: Yulaika Ramadhani

Artikel Terkait