tirto.id - Latief Yulus mondar-mandir di Tak Kie, warung kopi yang ia kelola bersama adik-adiknya. Setiap pagi, Tak Kie memang selalu ramai. Bedanya, hari ini (15/2) ada bekas tinta biru di kelingking kirinya.
"Tadi pagi sudah nyoblos," katanya.
Tak Kie dan warung-warung lain di Gang Gloria masih buka seperti biasa. Malah pembeli tambah ramai karena ini hari libur. Pukul 10 mi pangsit dan bakso di Tak Kie sudah ludes. Banyak pembeli yang kemudian membeli makanan dan kudapan dari warung-warung di depan Tak Kie.
Tak Kie terletak di Gang Gloria, sebuah gang di Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat. Ini warung kopi legendaris, sudah berdiri sejak 1927. Banyak yang sudah berubah, termasuk nama Gang Gloria. Sekarang, nama resmi gang ini adalah Jalan Pintu Besar Selatan III. Tapi Tak Kie nyaris tak mengalami perubahan apapun, begitu pula pilihan politik Latief.
Pada 2012, Jokowi yang mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta bersama Basuki Tjahaja Purnama, mampir ke kedai ini. Ia pun berfoto bersama Latief dan saudara-saudaranya. Foto itu dipajang di dinding dekat pintu masuk, hingga sekarang. Kini, saat Basuki maju sebagai calon Gubernur, kita tahu siapa yang dipilih Latief.
"Ya begitulah, masa masih perlu dijawab?" Kata pria berusia kepala 7 ini seraya tersenyum.
Kecamatan Taman Sari yang terdiri dari 8 kelurahan ini merupakan salah satu basis pendukung Jokowi dan Ahok. Mereka menang telak pada Pilgub 2012 silam. Di Kelurahan Pinangsia, misalkan, di putaran kedua pasangan Jokowi-Ahok meraup 261 suara. Sedangkan petahana Fauzi Bowo yang berpasangan dengan Nachrowi hanya mendapat 64 suara Di Kelurahan Glodok, Jokowi-Ahok meraup 217 suara, musuhnya hanya meraih 114 suara.
Latief dan banyak pedagang di RT 1-3 RW VI, terdaftar di TPS 12. Ada 323 pemilih yang terdaftar, terdiri dari 172 lelaki dan 151 perempuan. Tapi menurut Yoto, salah satu petugas TPS, antusiasme pemilih tidak seramai ketika Pilgub 2012 silam. Hingga pukul 11 siang, baru sekitar 170 orang yang mencoblos.
"Dulu waktu Pilgub 2012, jam segini udah hampir selesai pencoblosan," kata pria yang sudah 22 tahun mendiami Pinangsia ini.
Banyak perbincangan menarik di TPS ini. Salah satunya adalah soal kabar burung jari palsu yang isunya ramai beredar di Twitter. Isu itu berawal dari guyonan pengguna Twitter, tapi kemudian dijadikan isu serius.
"Kok ya banyak yang percaya. Apa iya bisa bolak-balik nyoblos cuma modal jari palsu?" tanya salah seorang pemilih.
Meski dianggap kalah ramai dibandingkan tahun 2012, banyak pemilih di TPS 12 yang rela datang dari luar kota.
"Alamat KTP dan usaha mereka di sini, tapi tinggalnya jauh-jauh. Ada yang dari Bekasi, Tangerang," kata Yoto.
Penulis: Nuran Wibisono
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti