tirto.id - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengaku telah mewaspadai wilayah Malaysia sejak awal. Hal ini terkait dengan masalah surat suara yang sudah tercoblos di Kuala Lumpur, Malaysia.
Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto mengatakan, Malaysia merupakan wilayah yang dianggap memiliki persaingan ketat antara Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandi.
Hasto juga mengatakan, TKN baru saja mengirim perwakilan ke sana setelah kabar surat suara tercoblos ini beredar.
"Sejak awal kita tahu bahwa Malaysia sejak dulu itu kan daerah yang berimbang. Karena itu sejak awal kami sudah antisipasi dari berbagai upaya-upaya untuk mendelegitimasi penyelenggara dengan berbagai hal seperti itu," kata Hasto di Menteng, Jakarta, Kamis (11/4/2019).
Jumlah pemilih di Malaysia adalah yang paling banyak di antara pemilih di luar negeri lainnya. Pemilih di Malaysia mencapai 985.216. Pada Pilpres 2014, suara Jokowi-Jusuf Kalla dan Prabowo-Hatta memang bersaing.
Sebelumnya, beredar video sejumlah surat suara di Malaysia tercoblos. Surat yang tercoblos disebut mencoblos paslon nomor urut 01 Jokowi-Maruf dan caleg Partai Nasdem nomor urut 2 dan nomor urut 3.
Namun, Hasto tidak mau menuduh pihak mana yang berbuat kecurangan apabila informasi video tersebut memang benar. Hasto kemudian menegaskan, TKN akan meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menindak pelaku.
"Kita sudah harus sudah memulai tanggapan rekonsiliasi tahapan menyatukan, tahapan untuk menerima apa pun hasil dari Pemilu itu. Jangan sampai ada pernyataan-pernyataan lagi kalau kalah akan melakukan people power," kata Hasto.
Hasto juga menegaskan, pelaku pencoblosan surat suara di Malaysia tersebut bukanlah dari TKN. Pemilu di Malaysia baru akan dilangsungkan pada 14 April 2019 mendatang.
"Oh tidak [ada perintah]. Apalagi kan ini rivalitas di antara para caleg ini kan tinggi," tegasnya.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto