tirto.id -
"Adapun tim ini dibentuk bertujuan untuk mengusut tuntas, mengungkap kebenaran, dan pemenuhan keadilan bagi korban dan keluarga korban dalam tragedi kemanusiaan tindakan kekerasan dan pelanggaran HAM di Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober 2022," kata perwakilan Aremania, Dadang Indarto di Malang, Kamis (6/10/2022).
Dadang menuturkan, tim belum bisa mengumumkan perkembangan penanganan insiden Kanjuruhan karena masih suasana berduka. Namun, ia memastikan tim gabungan Aremania diisi oleh berbagai pihak dan independen.
Mereka juga sudah membentuk koordinator-koordinator dalam insiden Kanjuruhan seperti koordinator pendataan korban luka dan meninggal, koordinator pendampingan korban hingga koordinator media dan informasi.
Ia menegaskan, tim akan berupaya mengabarkan berbagai hal dari kinerja tim gabungan. Oleh karena itu, Dadang menegaskan bahwa semua informasi berkaitan insiden Kanjuruhan berada di posko KNPI, Kota Malang.
"Selain informasi yang berada di gedung KNPI di luar tanggung jawab dari kami dan juga kami menegaskan segala tindakan anarki, segala tindakan perusakan aset negara apapun, segala tindakan caci maki kepada siapapun baik itu merupakan ucapan atau apapun itu juga di luar tanggung jawab dan kewenangan kami Aremania," kata Dadang.
Insiden Stadion Kanjuruhan adalah salah satu tragedi di pesepakbolaan Indonesia. Sekitar 131 orang meninggal dunia dan ratusan orang luka-luka dalam insiden usai laga Derby Jawa Timur antara Persebaya dengan Arema.
Merespons hal tersebut, pemerintah langsung menghentikan Liga 1 dan melakukan evaluasi dengan membentuk tim gabungan independen pencarian fakta di bawah komando Menkopolhukam Mahfud MD. Terbaru, Polri menetapkan 6 orang tersangka, termasuk Direktur Utama PT Liga Indonesia Bersatu Akhmad Hadian Lukita.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri