tirto.id - Suhu udara Jakarta beberapa hari terakhir ini terus memanas. Menanggapi hal tersebut, Kapusdatin BPBD DKI Jakarta Muhammad Ridwan mengimbau kepada warga untuk selalu waspada dampak dari musim kemarau yang sedang berlangsung.
"Imbauan kami pertama, hemat air, menggunakan air untuk kebutuhan penting seperti minum dan mandi cuci kakus (MCK)," kata Ridwan saat dihubungi, Selasa (22/10/2019) siang.
Ia menambahkan, potensi kebakaran juga akan cepat merambat lantaran kondisi kering, sehingga api dapat dengan cepat membesar.
"Nah, terutama waspada ketika membakar sampah, kondisinya saat ini sedang kering khawatir akan menyambar," katanya.
Guna mengantisipasi bahaya penyakit pernapasan yang ditimbulkan akibat musim kemarau saat ini, pihaknya menyarankan masyarakat menyiapkan masker.
"Waspada dengan menggunakan masker karena rentan terkena ISPA," tutupnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab suhu udara yang cukup terik di siang hari beberapa waktu belakangan ini. Berdasarkan catatan BMKG, suhu udara maksimum di beberapa daerah mencapai 37o C sejak tanggal 19 Oktober.
“Bahkan pada tanggal 20 Oktober, terdapat tiga stasiun pengamatan BMKG di Sulawesi yang mencatat suhu maksimum tertinggi yaitu, Stasiun Meteorologi Hasanuddin (Makassar) 38.8oC, diikuti Stasiun Klimatologi Maros 38.3oC, dan Stasiun Meteorologi Sangia Ni Bandera 37.8o C,” ujar Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin, kepada Tirto, Senin (21/10/2019).
Sedangkan di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara, BMKG mencatat suhu udara maksimum berkisar antara 35o C hingga 36,5o C pada periode 19 hingga 20 Oktober 2019.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Hendra Friana