tirto.id - Bakal calon presiden dari PDIP, Ganjar Pranowo mengaku telah memiliki strategi khusus dalam menggaet pemilih muda atau generasi Z di Pemilu 2024. Ganjar menyebut para generasi Z umumnya tidak mau diganggu karena urusan pelik politik yang penuh intrik.
Sebagian mereka, kata Ganjar, hanya butuh ruang baca, butuh ekspresi seperti menyanyi, melukis, menari, bersahabat, nongkrong, hingga nge-game.
“Mereka ingin solusinya membahagiakan. Mereka butuh itu. Kita musti hadir di sana," kata Ganjar saat hadiri acara Konsolidasi PDIP DKI Jakarta, di Senayan, Minggu (4/6/2023).
Ganjar melanjutkan, sebagian mereka para generasi Z sebetulnya juga mengalami tekanan atau stres dan membutuhkan konseling. Maka, sudah semestinya baik partai dan tim relawan untuk memberikan akses itu kepada mereka.
“Sehingga kita hadir sebagai solusi,” imbuhnya.
Menurutnya ini adalah model kampanye yang sedang disiapkan oleh dirinya yang dikasih judul 'nano strategi'. Di mana lebih kecil, berbasis pada komunitas, dan lebih solutif.
"Dan itulah kenapa kita butuh banyak SDM untuk hadir dalam komunitas mereka," tandasnya.
Laporan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang rilis pada September 2022 memprediksi, proporsi pemilih muda (kelompok usia 17—39 tahun) atau mencakup sebagian Generasi Z (Gen Z) dan milenial dalam pesta demokrasi tahun depan itu jumlahnya lebih dari 50 persen.
Prakiraan tersebut dihitung berdasarkan basis data Sensus Penduduk 2020 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), serta data Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang mencatat bahwa jumlah pemilih dalam pemilu mencapai 190 juta orang.
Perlu diketahui bahwa menurut BPS, Generasi Z sendiri merujuk pada penduduk yang lahir di periode kurun waktu 1997-2012 atau berusia antara 8 sampai 23 tahun. Sementara milenial adalah mereka yang lahir pada kurun waktu 1981-1996 atau berusia antara 24 sampai 39 tahun.
Sebagai gambaran, jumlah kelompok usia 15—39 tahun dalam Sensus Penduduk 2020 porsinya 41,06 persen atau sekitar 110,8 juta orang. Bila dikonversi dengan data dari KPU (pemilih 2019 sebanyak 190 juta orang), maka proporsi pemilih muda tersebut ditaksir menyentuh 58 persen.
“Demografi pemilih Indonesia menjelang Pemilu 2024 nanti akan mengalami perubahan. Proporsi pemilih muda (berusia 17-39 tahun) diprediksi mendekati 60 persen,” tulis CSIS.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Abdul Aziz