tirto.id - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyebut stok beras per 27 Agustus 2021 mencapai 1,16 juta ton. Jumlah tersebut cukup memenuhi kebutuhan program ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) atau operasi pasar dan tanggap darurat bencana.
"Stok tersebut mencukupi untuk kebutuhan penjualan dan tanggap darurat bencana sesuai dengan kebutuhan," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI, Senin (30/8/2021).
Selain menyebut stok beras di tahun ini, pada rapat evaluasi tersebut, Budi Waseso menjelaskan rencana penyerapan beras yang akan dilakukan Bulog pada 2022. Perum berencana melakukan penyerapan 1,25 juta ton dan total penyaluran sebesar 1,21 juta ton.
Dengan adanya penyerapan beras tersebut, Bulog tidak akan melakukan impor beras di tahun depan. Dengan prediksi adanya stok di awal tahun 2022 sebesar 1 juta ton.
Secara rinci penyaluran beras yang akan dilakukan di 2022 Bulog menyediakan beras untuk KPSH sebesar 850.000 ton dan beras untuk golongan anggaran sebesar 100.000 ton.
Perusahaan juga berencana menyiapkan stok untuk penyaluran bantuan pemerintah sebesar 250.000 ton dan stok cadangan beras pemerintah (CBP) untuk bencana sebesar 15.000 ton.
Wacana impor beras sempat bergulir pada awal tahun ini. Impor beras sebanyak 1 juta ton semula akan dilakukan oleh pemerintah Indonesia lewat Bulog. Beras berasal dari Thailand. Namun kebijakan impor beras dianulir oleh Presiden Joko Widodo.
Dalam pernyataan terakhir, Jokowi mengatakan tidak akan impor beras sampai bulan Juni. Kemudian ditegaskan oleh Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi bahwa tidak ada impor beras sepanjang tahun 2021.
"Kita bisa pastikan bahwa tidak ada impor dan ketersediaan stok di Bulog itu cukup dan bisa menampung untuk 12 bulan ke depan," kata Mendag saat menggelar konferensi pers secara virtual di Jakarta, Senin (5/7/2021).
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali