Menuju konten utama

Status Gunung Merapi Tetap Siaga, meski Sempat Erupsi

Sempat memuntahkan awan panas guguran pada Rabu (9/3) malam hingga Kamis (10/3/) pagi, status Gunung Merapi masih dinyatakan siaga.

Status Gunung Merapi Tetap Siaga, meski Sempat Erupsi
Atap rumah penduduk diselimuti abu vulkanik erupsi gunung Merapi di Desa Babadan, Dukun, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (10/3/2022). ANTARA FOTO/Anis Efizudin/foc.

tirto.id - Status Gunung Merapi hingga saat ini masih siaga meski sempat memuntahkan awan panas guguran pada Rabu (9/3/2022) pukul 23.18 WIB hingga Kamis (10/3/2022) pukul 06.00 WIB.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan Gunung Merapi.

"Kami masih mempertahankan status siaga dan masyarakat belum perlu untuk mengungsi, tapi aktivitas ini tetap terus dipantau dan kalau ada perkembangan signifikan akan dilakukan evaluasi," kata Hanik dalam Konferensi Pers Informasi Aktivitas Gunung Merapi pada Kamis (10/3/2022).

Hanik menjelaskan bahwa awan panas guguran yang terjadi saat ini merupakan yang terjauh sejak 25 Juni 2021.

"Jarak terjauh pada tadi malam yaitu 5 kilometer, dan sebelumnya jarak terjauh baik di sisi barat daya dan tenggara sebanyak 3 kilometer," jelasnya.

Hanik menyebut Gunung Merapi memiliki dua kubah lava yaitu kubah lava barat daya dan kubah lava tengah kawah. Hasil pantauan foto udara dengan drone dari 20 Februari 2021 hingga Februari 2022, volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.578.000 m3 dan kubah tengah sebesar 3.228.000 meter kubik.

Selaian awan panas, potensi bahaya dari erupsi Gunung Merapi saat ini adalah guguran lava dan material vulkanik yang apabila terjadi letusan eksplosif bisa menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Potensi bahaya ada di sektor selatan hingga barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km," terangnya.

Akibat guguran awan panas yang berjumlah 16 kali ini, sebanyak 253 warga terpaksa diungsikan ke sejumlah titik aman. Mereka terbagi atas dari daerah asal 60 warga di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah dan 193 warga di Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta.

Namun proses pengungsian hanya sementara dan kini mereka sudah kembali ke rumahnya masing-masing untuk beraktivitas normal dengan penuh kehati-hatian.

"Kami telah mengizinkan warga untuk pulang pada pagi tadi karena status siaga, dan tetap mengimbau agar tidak pergi ke titik bahaya, serta tetap memperhatikan segala imbauan dari pos pemantauan dan informasi dari BPPTKG," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait GUNUNG MERAPI atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Bayu Septianto