tirto.id - Perusahaan kopi asal Amerika Serikat, Starbucks pada Senin (9/7/2018), mengumumkan akan mulai berhenti menggunakan sedotan plastik sekali pakai sebelum 2020. Langkah ini diambil untuk memerangi polusi dari plastik sekali pakai.
Dilansir dari The New York Times, Starbucks yang saat ini telah memiliki lebih dari 28.000 toko di seluruh dunia, akan menggunakan penutup cup berbahan jerami plastik yang bisa didaur ulang untuk sebagian besar minuman esnya, kecuali untuk minuman jenis Frappuccino, yang akan menggunakan sedotan berbahan kertas atau plastik.
Sedotan berbahan jerami plastik adalah salah satu aksesori yang sudah dipakai dimana-mana untuk berbagai minuman.
Menurut Eco-Cycle, organisasi daur ulang nonprofit, di Amerika Serikat saja, diperkirakan lebih dari 500 juta sedotan plastik sekali pakai digunakan setiap hari.
Meskipun sedotan plastik terbuat dari bahan polypropylene, plastik yang dapat didaur ulang, sebagian besar pendaur ulang tidak akan menerimanya.
"Sedotan plastik cukup kecil dan ringan, jadi ketika sedang melalui penyortir mekanik, mereka sering hilang," kata Sam Athey, seorang peneliti polusi plastik dan anggota Proyek Kelautan Plastik, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Wilmington NC, yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan plastik.
Hal tersebut membuat sedotan plastik terlempar ke sampah, berakhir di tempat pembuangan sampah, lalu mencemari lautan.
Dengan tidak langsung menawarkan sedotan untuk minuman, Starbucks diperkirakan akan mengurangi satu miliar sedotan plastik per tahun.
Editor: Yandri Daniel Damaledo