Menuju konten utama

Sri Mulyani Waspadai Dampak Pelemahan Ekonomi Global pada 2019-2020

Sri Mulyani menyatakan Indonesia harus mewaspadai risiko akibat pelemahan ekonomi global pada tahun ini dan 2020. Sebab, sejumlah negara sudah mengalami konstraksi dan resesi ekonomi. 

Sri Mulyani Waspadai Dampak Pelemahan Ekonomi Global pada 2019-2020
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) memberikan paparan saat mengikuti rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (19/8/2019). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/ama.

tirto.id -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan Indonesia masih harus mewaspadai risiko yang muncul akibat pelemahan ekonomi global paruh kedua 2019 hingga 2020 mendatang.

Dia menyatakan hal ini karena pertumbuhan ekonomi sejumlah negara sudah mengalami kontraksi pada kuartal II tahun 2019. Bahkan beberapa negara sudah mengalami resesi ekonomi.

"Resesi itu merefleksikan bahwa perekonomian akan mengalami kontraksi dua kuartal berturut-turut dan beberapa negara yang cukup penting di dunia sudah memasuki [fase] kontraksi," kata dia dalam seminar bertajuk Nota Keuangan RAPBN 2020 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (21/8/2019).

Sri Mulyani mencontohkan perekonomian Jerman dan Singapura kini mengalami kontraksi. Selain itu, perekonomian sejumlah negara Amerika Latin juga melemah. Negara-negara Eropa pun kini sedang diterpa kesulitan, termasuk isu brexit.

"Kita bicara di Amerika Latin yang besar-besar, Argentina yang sedang masa krisis, Meksiko dan Brasil yang baru saja memilih presidennya, sekarang mereka dalam situasi cukup sulit," ujar dia.
Oleh karena itu, menurut Sri Mulyani, pelemahan ekonomi global mesti diantisipasi oleh Indonesia, khususnya dalam perumusan proyeksi makro di RAPBN 2020.

Sebagai langkah antisipasi, kata dia, pemerintah telah memproyeksikan pendapatan negara sebesar Rp2.221,5 triliun serta belanja negara senilai Rp2.528,8 triliun dalam RAPBN 2020. Adapun defisit anggaran diproyeksikan terjaga di level 1,75 persen dari PDB atau Rp307,2 triliun, atau lebih rendah dari realisasi pada 2018.

"Memang ini di desain untuk menjaga fiskal kita di dalam rangka antisipasi ketidakpastian," kata Sri Mulyani.

Baca juga artikel terkait atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom