tirto.id - Menteri Keuangan Indonesia Periode 2013-2014, Chatib Basri menyatakan Indonesia perlu melepaskan diri dari ketakutan pelebaran defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) bila ekonomi ingin tumbuh lebih dari 5 persen. Chatib menyatakan defisit memang tak bisa dihindari seiring dengan bertambahnya pertumbuhan ekonomi.
“Kita (bisa) terjebak di pertumbuhan 5 persen (kalau khawatir dengan CAD). Karena tiap mau tumbuh agak tinggi memang CAD akan melebar,” ucap Chatib kepada wartawan saat ditemui di Auditorium Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada Selasa (20/8/2019).
Chatib menjelaskan pertumbuhan ekonomi dapat didorong salah satunya dengan investasi. Namun, kata Chatib, investasi tidak bisa berdiri sendiri tanpa kehadiran barang modal yang biasanya masuk melalui impor.
Bila dilihat dengan neraca perdagangan saja, ia tak heran bila orang-orang akan menolak betul rencana ini karena impor diyakini menjadi deras. Namun, Chatib menjelaskan, justru pelebaran defisit itu wajar terjadi sebab hal itu diperlukan untuk mendukung investasi yang dilakukan.
“Anda buat tumbuh kan perlu investasi. Untuk investasi perlu impor barang modal. Kalau impor naik ya CAD naikkan,” ucap Chatib.
Menurut Chatib, pemerintah perlu memikirkan agar investasi masuk dalam bentuk Foreign Direct Investment (FDI) yang menyasar pada proyek-proyek hingga pengembangan industri di Indonesia.
Bila masalah pembiayaan ini sudah benar, maka, menurut dia, persoalan CAD seharusnya tidak menjadi masalah karena pemerintah memiliki basis investasi yang relatif stabil terlepas keadaan ekonomi global.
“Menurut saya harus FDI. Kalau portfolio kan lebih rentan karena mobile. Anda bisa pindahin capital Anda melalui telepon. Kalau bangun jalan kan aspalnya enggak bisa dibawa pulang saat ada shock,” ucap Chatib.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Alexander Haryanto