tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan isu krisis ekonomi yang melanda Sri Lanka akan dibahas di Pertemuan Ketiga Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers Central Bank Governor (FMCBG) G20 Indonesia.
Pembahasan dilakukan mulai dari kemungkinan revisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi global, kenaikan inflasi, hingga krisis pangan.
"Agenda pertama akan sangat penting, isu aktual, yaitu perkembangan perekonomian global. Faktor-faktor kontribusi kinerja ekonomi global, baik IMF dan World Bank, OECD," ujar Sri Mulyani saat konferensi pers di Sofitel Nusa Dua, Bali, Rabu (13/7/2022).
Bendahara Negara itu menjelaskan situasi Sri Lanka saat ini sangat berbeda dengan Indonesia. Menurutnya, sejumlah indikator ekonomi domestik juga dinilai masih stabil.
"Background setiap negara, kinerja pertumbuhan ekonomi, kinerja inflasi, neraca pembayaran, APBN, moneter, inflasi, nilai tukar. Kita siapkan langkah-langkah supaya bisa menanganinya," jelasnya.
Dia mencontohkan, saat ini inflasi Indonesia masih stabil di kisaran 0,61 persen (mtm) dan 4,35 persen (yoy). Bahkan, inflasi inti masih sebesar 2,63 persen (yoy).
"Indonesia dua tahun dihantam pandemi, kondisi perusahaan, masyarakat sedang akan pulih. Tahun ini guncangan besar tadi di-absorb oleh APBN, kebetulan APBN kita punya kemampuan karena windfall profit," pungkasnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin