Menuju konten utama
Dampak Pandemi Corona

Sri Mulyani Pangkas Target Ekonomi 2020 Jadi Minus 1,1% sampai 0,2%

Menkeu Sri Mulyani memangkas target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 menjadi minus 1,1% sampai positif 0,2%.

Sri Mulyani Pangkas Target Ekonomi 2020 Jadi Minus 1,1% sampai 0,2%
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelum memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/3/2020). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/ama.

tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memangkas target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020. Angkanya kini turun menjadi minus (kontraksi) 1,1 persen sampai positif 0,2 persen.

Angka ini lebih buruk dari prediksi pertumbuhan ekonomi per Kamis (18/6/2020). Waktu itu pemerintah sudah memangkas prediksi pertumbuhan 2020 menjadi minus 0,4 sampai positif 1 persen.

“Kami melakukan revisi dari Maret-April awal tadinya minus 0,4 persen sampai 2,3 persen. Realisasi kuartal kedua, kami perkirakan pertumbuhan ekonomi 2020 minus 1,1 sampai 0,2 persen. Agak bergeser ke negatif mendekati 0,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers nota keuangan dan RUU APBN 2021 virtual, Jumat (14/8/2020).

Sri Mulyani mengatakan revisi pertumbuhan ekonomi ini dilakukan usai pemerintah mengetahui dalamnya kontraksi pertumbuhan di Q2 2020 yang mencapai minus 5,32 persen. Ia bilang dengan demikian Q3 pemerintah harus waspada.

Dalam revisi teranyar ini, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu memperkirakan konsumsi rumah tangga di outlook terbaru 2020 akan turun signifikan menjadi minus 1,3 sampai 0 persen. Turun jauh dari APBN 2020 yang memasang target 4,9 persen.

Konsumsi pemerintah dipastikan terjaga di angka 2-4 persen. Turun dari APBN 2020 4,3 persen.

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang mengukur investasi diprediksi minus 4,2 sampai minus 2,6 persen. Memburuk dari target APBN 2020 6 persen.

Ekspor diprediksi minus 5,6 persen sampai minus 4,4 persen. Sementara itu impor minus 10,5 persen sampai minus 8,4 persen.

Prediksi pemerintah terbaru ini disebabkan oleh pandemi COVID-19 yang masih berlangsung hingga Agustus 2020 ini. Terutama eskalasi COVID-19 masih terus menunjukan peningkatan. Peningkatan kasus yang terus terjadi ini membuat downside risk terhadap proyeksi pemerintah sehingga perlu diantisipasi.

Prediksi terbaru pemerintah ini semakin menjauhi prediksi terakhir lembaga dunia. ADB misalnya minus 1 persen, IMF minus 0,3 persen, dan Bank Dunia nol persen di 2020. Sri Mulyani bilang angka ini belum final, lembaga dunia masih akan mengumumkan perubahan di Oktober 2020.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz