Menuju konten utama

Sri Mulyani Klaim Ekonomi RI Masih Cukup Baik hingga Juni 2023

Masyarakat dari sisi optimismenya masih terjaga dengan posisi indeksnya berada di atas 127.

Sri Mulyani Klaim Ekonomi RI Masih Cukup Baik hingga Juni 2023
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan keterangan pers usai serah terima aset eks Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) di Jakarta, Selasa (6/6/2023). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/aww.

tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengklaim kondisi ekonomi domestik masih cukup baik sampai dengan semester I-2023. Hal ini tercermin dari beberapa indikator perekonomian yang masih menunjukan kinerja perbaikan.

Dari sisi domestik, faktor permintaan dalam negeri masih cukup menggembirakan. Masyarakat dari sisi optimismenya masih terjaga dengan posisi indeksnya berada di atas 127.

Kemudian masyarakat yang belanja menggunakan kartu kredit diukur oleh Mandiri Spending Indeks juga terjaga di 156. Posisi ini sangat tinggi dibandingkan baseline 100. Serta indeks penjualan riil yang masih tumbuh tinggi 8 persen pada Juni 2023.

"Ini yang memberikan sesuatu keyakinan bahwa konsumsi paling tidak kita lihat dari beberapa indikator ini masih akan terekam kuat hingga Juni," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita edisi Juli, di Jakarta, Senin (24/7/2023).

Bendahara Negara itu melanjutkan indikator perekonomian lain yang menunjukkan kinerja perbaikan adalah Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia. Sampai dengan Juni, PMI manufaktur RI berada di angka 52,5.

"PMI Indonesia juga terus ekspansi akseleratif di 52,5 sesudah sempat agak menurun mendekati 50," ujarnya.

Kemudian dari konsumsi listrik juga masih menarik. Di mana untuk listrik bisnis masih tumbuh double digit berada di 13 persen. Tentunya, kata Sri Mulyani ini sesuai dengan optimisme masyarakat dan penjualan riil yang melonjak tinggi.

"Sedangkan konsumsi listrik industri mengalami kontraksi 5,3 persen. Ini tentu kita harus liat korelasinya impor yang menurun terutama impor bahan baku dan barang modal yang pengaruhi sektor industri. Makanya kalau listriknya juga mulai turun kita harus perhatikan," jelasnya.

Sejalan dengan itu, konsumsi semen juga mengalami kontraksi sesudah bulan lalu melonjak tinggi. Penurunan ini tentu karena adanya koreksi jumlah hari karena terjadinya jumlah hari libur pada bulan sebelumnya.

"Inilah yang kita lihat di satu sisi memberikan optimisme memberikan kita keyakinan pada kuartal kedua nampaknya berbagai indikator Indonesia masih cukup positif. Namun tanda-tanda terjadinya rembesan dari pelemahan global sudah mulai terlihat dari beberapa indikator kita," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait PEREKONOMIAN INDONESIA atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Fahreza Rizky