tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan selama tahun 2019 pemerintah memiliki sisa anggaran Rp212,7 triliun dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP). Kelebihan anggaran ini disumbang oleh sisa anggaran di awal tahun 2019 sekaligus sepanjang tahun berjalan. Angka ini relatif lebih tinggi dari SAL 2018 yang mencapai Rp175,24 triliun.
Rinciannya, Saldo Anggaran Lebih (SAL) di awal tahun 2019 tercatat berada di angka Rp175,2 triliun. Lalu sepanjang tahun 2019, Sri Mulyani mencatat SAL awal tahun itu hanya digunakan Rp15 triliun.
Selama 2019, pemerintah justru memiliki sisa anggaran tidak terpakai dari pembiayaan yang dilakukan. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 2019 mencapai Rp53,4 triliun. Adapun selama 2019 kemarin pemerintah merealisasikan pembiayaan (neto) sebesar Rp402,1 triliun demi menutup defisit.
“Dan penyesuaian SAL sebesar Rp0,9 triliun, sehingga Saldo Akhir SAL TA 2019 adalah sebesar Rp212,7 triliun,” ucap Sri Mulyani dalam rapat paripurna DPR RI dengan agenda RUU pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN 2019, Kamis (16/7/2020).
Pada 2020 ini sisa anggaran atau SAL menjadi salah satu ujung tombak pembiayaan untuk mengakomodir peningkatan belanja pemerintah akibat pandemi COVID-19.
Sri Mulyani menyatakan pemerintah akan memprioritaskan penggunaan SAL tahun 2019 lebih dulu untuk membiayai defisit APBN yang sudah mencapai 6,34 persen dari PDB.
Di samping SAL, amunisi dana pemerintah juga masih ada dari sumber lainnya. Antara lain dana abadi pemerintah seperti LPDP dan dari Badan Layanan Umum (BLU) pemerintah.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz