tirto.id - Pesawat jet tempur buatan Prancis, Dassault Rafale akan didatangkan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk memperkuat alutsista TNI AU Republik Indonesia
"Sebuah kehormatan besar bagi Dassault Aviation bisa menyaksikan Rafale bergabung dengan TNI Angkatan Udara yang sangat prestisius," kata Eric Trappier, CEO Dassault Aviation, Produsen pesawat tempur Dassault Rafale, seperti dikutip website resmi Pemerintah Indonesia.
Kementerian Pertahanan RI meneken kontrak pembelian kerja sama pembelian Dassault Rafale, 10 Februari lalu. Sebanyak enam unit pesawat segera dipastikan mendarat di Indonesia.
Setelah penandatangan kontrak enam unit tersebut, kata Prabowo, akan disusul dalam waktu dekat dengan kontrak untuk 36 pesawat lagi. Rencananya, Indonesia akan menukar sejumlah mahar dengan 42 unit Dassault Rafale.
“Kontrak akan diaktifkan sesegera mungkin untuk memulai proses produksi agar Indonesia dapat memanfaatkan Rafale dalam waktu dekat”, ujar Florence Parly, Menteri Angkatan Bersenjata Republik Prancis seperti dikutip Antara News usai menghadiri pertemuan bilateral di Jakarta dengan Prabowo Subianto.
Selama ini, kekuatan TNI AU bertumpu pada pesawat tempur generasi 4, di antaranya ialah F-16. Namun, pesawat itu akan lekas memasuki masa pensiun dalam beberapa tahun ke depan. Karenanya, Menhan Prabowo menjajaki sejumlah pilihan untuk pengganti dan memutuskan Dassault Rafale adalah yang paling cocok.
Bagaimanakah gambaran pesawat tempur yang didatangkan dari Prancis tersebut?
Mengenal Dassault Rafale
Dassault Rafale ialah pesawat tempur serbaguna generasi 4.5 yang berasal dari Prancis. Dilansir laman resminya, pesawat buatan Dassault Aviation ini memiliki mesin ganda dan bersayap delta.
Ia dirancang sebagai pesawat yang berpangkalan di daratan, juga di kapal induk laut lepas. Rafale dibanderol pada rentang harga 69 sampai 79 juta euro, atau sekitar Rp1,2-1,3 triliun per unitnya.
Rafale mempunyai kemampuan manuver yang gesit dengan panjang badan 15,27 meter dan rentang sayap 10,80 meter. Selain lincah, pesawat ini mampu membawa berbagai macam jenis rudal seberat 9,5 ton.
Mulai dari rudal udara ke udara untuk melumpuhkan pesawat jet lawan, rudal untuk menyerang sasaran di darat, kapal perang musuh, kapal selam, bahkan dapat digunakan untuk menyergap dan menghancurkan peluru kendali jarak jauh.
Ihwal persembunyian di udara, burung besi buatan Prancis ini boleh diadu dengan pesawat lain dalam satu generasinya. Sebagai pesawat jet tempur generasi 4.5, Rafale memiliki radar cross section (RCS) yang jauh lebih baik daripada kawan-kawannya.
RCS khusus milik Rafale membuatnya tak mudah terpantau radar musuh. Apabila menghadapi radar canggih, pesawat tempur ini dibekali radar jamming yang dapat mengacaukan operasi radar musuh.
Pesawat Rafale yang bermesin 2 x M88 dapat mencapai daya dorong maksimum 2 x 7,5 ton. Dengan kecepatan maksimum 1.389 km/jam, pesawat ini dapat menempuh perjalanan pulang-pergi Jakarta-Surabaya kurang lebih hanya dengan satu jam.
Muatan bahan bakar yang mencapai 6,7 ton, Rafale memiliki daya jelajah hingga 3.700 km. Juga tak memakan banyak ruang, cukup dengan lintasan sepanjang 400 meter untuk Rafale dapat melakukan lepas landas dan mendarat.
Sulit dimungkiri, pembelian peralatan militer mempunyai dampak tersendiri bagi diplomatik antarnegara. Angkatan udara dan angkatan laut Prancis adalah pengguna utama pesawat ini.
Selain Indonesia, beberapa negara juga menggunakan Dassault Rafale untuk memperkuat angkatan udaranya. Negara tersebut antara lain seperti Qatar, Mesir, dan India.
Penulis: Auvry Abeyasa
Editor: Alexander Haryanto