tirto.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menyampaikan fenomena El Nino tahun ini tidak separah yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Hal ini berdasarkan prakiraan yang dibuat oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
“Menurut BMKG fenomena El Nino tahun ini tidak seperti pada tahun 2015 dan 2019. Namun bukan berarti kita bisa menyepelekan hal tersebut, kewaspadaan harus tetap ditingkatkan,” kata Suharyanto dalam keterangan yang dikutip pada Kamis (20/7/2023).
Suharyanto kembali mengingatkan pentingnya arahan Presiden Joko Widodo untuk mengutamakan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan mengatasi dampak El Nino. Ia juga meminta pemerintah daerah (pemda) untuk melakukan upaya pencegahan karhutla dibandingkan penanganan kejadian.
Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas yang dilaksanakan pada Selasa (18/7/2023), meminta agar ketersediaan air dipastikan selama periode El Nino. Hal tersebut untuk mengantisipasi penanganan karhutla dan kekeringan.
“Bapak Presiden kembali mengingatkan dan mewanti-wanti agar kejadian pada tahun 2015 dan 2019 tidak terulang kembali,” tambahnya.
Dalam memenuhi kebutuhan dan ketersediaan air tersebut, kata Suharyanto, BNPB akan secara masif melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
”Mumpung masih dingin dan lumayan basah, embung dan waduk yang ada dipastikan ketersediaan airnya. Jangan sampai kita mau melakukan water bombing atau pemadaman darat tapi airnya tidak ada,” kata Suharyanto.
Suharyanto juga mengingatkan pemadaman melalui udara hanya dilakukan untuk menjangkau titik-titik yang sulit ditangani dengan operasi darat dan kondisi api yang relatif masih kecil.
”Tapi kalau apinya sudah besar, tidak ada gunanya operasi udara itu. Ditambah sewa helikopter itu mahal sekali,” tuturnya.
Selain itu, Suharyanto menegaskan perlu ada penegakan hukum bagi siapapun yang membuka lahan dengan cara membakar.
“Tidak ada lagi toleransi bagi siapapun yang membukan lahan dengan cara membakar,” tegasnya.
Hingga Senin (17/7/2023), BNPB mencatat ada sebanyak 206 kejadian kebakaran hutan terjadi di Tanah Air. Kejadian karhutla tersebut tersebar di 19 provinsi.
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Gilang Ramadhan