tirto.id - Gerakan Pemuda (GP) Ansor, organisasi yang berafiliasi dengan NU ini enggan berkomentar soal rekam jejak Prabowo dalam Pemilu Presiden lalu hingga masuknya ke Kabinet Jokowi. Ketua PW GP Ansor Bangka Belitung Masmuni Mahatma mengaku pihaknya enggan menilai terburu-buru.
"Apakah itu dianggap kontraproduktif? Kita lihat nanti dalam perjalanan karena ini kan baru, saya rasa GP Ansor tidak boleh tergesa-gesa," kata Masmuni saat Rapat Koordinasi Nasional di Jakarta pada 6-7 November 2019.
Pada kesempatan itu, Ansor menyatakan apresiasi komposisi Kabinet Indonesia Maju oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
GP Ansor menilai susunan kabinet menunjukkan keseriusan pemerintah menangani radikalisme di masyarakat maupun di pemerintahan.
"Kebijakan Presiden ini menunjukkan bahwa pemerintah atau negara sekarang akan hadir dalam memberantas radikalisme yang memang sudah merupakan tugasnya. Hal ini bagi GP Ansor dan Banser merupakan berkah karena tugas GP Ansor dan Banser melawan radikalisme menjadi lebih ringan," kata Ketua PW GP Ansor Papua Mahmud Madubun saat membacakan pernyataan sikap di Kantor Pusat GP Ansor, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat pada Kamis (7/11/2019).
GP Ansor menilai radikalisme agama di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan terlebih dalam 8 tahun kemarin. Maka susunan Kabinet Indonesia Kerja khususnya empat orang menteri sebagai harapan, antara lain Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Agama Fahrul Razi, dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Maya Saputri