Menuju konten utama

Soal Isu Kartel Ayam, Kementan Sebut Libatkan KPPU-BIN Jaga Harga

Kementan menilai jatuhnya harga ayam lebih disebabkan karena persoalan suplai dan permintaan pasar yang tidak seimbang.

Soal Isu Kartel Ayam, Kementan Sebut Libatkan KPPU-BIN Jaga Harga
Warga berbelanja daging ayam pada hari pertama perayaan tradisi meugang menyambut Idul Adha 1440 Hijriyah di pasar tradisional Peunayung, Banda Aceh, Aceh, Jumat (9/8/2019). ANTARA FOTO/Ampelsa/foc.

tirto.id - Kementerian Pertanian enggan menanggapi adanya dugaan jatuhnya harga ayam di tingkat peternak akibat ulah kartel. Kementan menilai dugaan itu sebaiknya dijawab oleh lembaga yang lebih berwenang.

“Ada dugaan yang disampaikan ke kami seperti itu, namun untuk memastikannya kami serahkan pada lembaga terkait yang berwenang untuk menelusuri dan mendalaminya secara mendalam,” ucap Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Sugiono dalam keterangan tertulis, Kamis (23/1/2020).

Sugiono mengatakan pihaknya telah berupaya menerapkan sejumlah langkah sekaligus melibatkan sejumlah lembaga terkait misalnya Kemendag, satgas pangan, KPPU, Polri, Badan Pusat Statistik dan lembaga lainnya untuk mengatasi masalah ini.

“Badan Intelijen Negara (BIN) dan seluruh pelaku usaha ayam ras [juga dilibatkan] guna mencari solusi terbaik dalam mengatasi masalah perunggasan nasional,” ucap Sugiono.

Sugiono mengatakan dalam jangka pendek sudah ada SE (Surat Edaran) terkait pengurangan produksi DOC FS ayam ras komersial umur sehari. Beberapa bentuknya seperti afkir dini induk ayam (Parent Stock), dan penarikan telur tertunas umur 19 hari dari mesin hatcher dan tunda setting telur Hatching Egg/HE (telur dibagi ke anak sekolah dan pesantren sebagai CSR perusahaan).

Lalu secara jangka panjang, ada upaya pembangunan industri hilir (industri besar dan kecil) untuk pengolahan daging ayam menjadi sosis, nugget dan lainnya. Lalu ada juga upaya menambah fasilitas RPHU dan Cold Storage agar penjualan tidak banyak dalam bentuk livebird.

“Kementan terus berupaya untuk melakukan stabilisasi produksi DOC FS ayam ras dengan begitu diharapkan ada keseimbangan produksi dan ketersediaan livebird,” ucap Sugiono.

Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli Abdulllah menduga jatuhnya harga ayam ini ada kaitannya dengan kartel antara pengusaha integrator.

Kondisi ini persis seperti tahun 2016, ketika Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengeluarkan putusan mendenda 12 perusahaan integrator atas tindakan kartel.

Bedanya, menurut Rusli, kali ini harga ayam sengaja dibuat jatuh untuk menyerang peternak mandiri. Dengan demikian, mereka mau tak mau harus bergabung sebagai mitra integrator.

“Peternak rakyat bergantung pada perusahaan integrator. Peternak tidak leluasa secara bisnis karena integrator punya kuasa termasuk kalau mau memainkan harga. Meskipun ini perlu dibuktikan KPPU,” ucap Rusli kepada reporter Tirto, Rabu (22/1/2020).

Baca juga artikel terkait AYAM atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti