Menuju konten utama

Soal Demo Hong Kong, Carrie Lam Minta Maaf dan Siap Mundur

Carrie Lam menyatakan bahwa ia menyesal atas konflik berkepanjangan yang terjadi di Hong Kong, dan siap mundur.

Soal Demo Hong Kong, Carrie Lam Minta Maaf dan Siap Mundur
Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam berbicara untuk simposium tentang Rencana Pengembangan Garis Besar "Wilayah Teluk" untuk Guangdong-Hong Kong-Makau di Hong Kong, Kamis, 21 Februari 2019. AP / Kin Cheung

tirto.id - Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengatakan bahwa ia menyesal karena telah menyebabkan malapetaka yang tidak termaafkan, dengan memicu krisis politik yang melanda wilayah tersebut.

Pernyataan tersebut ia sampaikan melalui sebuah rekaman audio berdurasi 24 menit.

Melansir Aljazeera, Lam juga mengatakan bahwa ia akan mundur kalau ia bisa. Dalam sebuah pertemuan privat dan tertutup, ia dan beberapa orang tersebut membahas solusi untuk memecahkan masalah keamanan dan kedaulatan nasional.

"Jika saya punya pilihan," katanya dalam bahasa Inggris, "Hal pertama yang akan saya lakukan adalah berhenti, setelah menyampaikan permohonan maaf mendalam," katanya.

Dalam konferensi pers pada Selasa (3/9/2019), Lam mengatakan bahwa ia mengajukan pengunduran diri sebagai pemimpin Hong Kong ke Cina.

Ia menambahkan bahwa ia sedikit kecewa karena detail dari pertemuan privat tersebut bocor ke publik.

"Keputusan untuk bertahan bukanlah keputusan saya," ia menyampaikan, serta turut menyadari bahwa selama pertemuan ia sedikit mengungkapkan pemikiran dan perasaan pribadi. Ia menyampaikan keinginannya bersama timnya,jika bisa ia akan berdiri bersama rakyat Hong Kong.

CNN melaporkan, perkumpulan yang dihadiri Lam tersebut adalah pertemuan bersama para pemimpin bisnis.

Ia menyatakan bahwa ia menyesal mendorong RUU Ekstradisi jika kemudian berbuntut panjang seperti ini.

RUU Ekstradisi bukanlah sesuatu yang diperintahkan atau dipaksakan pemerintah pusat, sebutnya.

Ia menyampaikan bahwa ia dan tim pemerintahan Hong Kong tidak cukup sensitif untuk merasakan dan memahami tingkat kecemasan dan ketakutan warga Hong Kong atas Cina.

RUU Ekstradisi tersebut kini telah dibatalkan, namun demonstrasi sejak awal Juni tersebut terus berlanjut, dan memasuki minggu ke-14 tanpa henti. Para demonstran kini menuntut demokrasi dari pemerintah Cina.

Dalam rekaman tersebut, Lam menyesalkan ketidakmampuannya mengatasi ketegangan publik dan menawarkan kondisi politik yang aman bagi semua. Menurutnya, itu adalah kesedihan terbesarnya.

Hal tersebut berdampak bagi kehidupan pribadinya. "Hari-hari ini, sangat susah bagi saya untuk keluar, Saya tidak keluar ke jalan, atau berbelanja, tidak bisa pergi ke salon. Saya tidak bisa apa-apa karena semua tentang saya telah tersebar di media sosial," ujarnya.

Demonstrasi Hong Kong menuntut penghapusan sepenuhnya atas RUU Ekstradisi, penyelidikan independen terhadap perilaku abusif polisi selama demonstrasi, amnesti bagi mereka yang ditangkap selama demonstrasi, hak pilih universal, dan penghapusan julukan "rusuh" pada demonstran.

Hingga hari ini, Kantor Lam menolak memberikan komentar ataupun percakapan pribadi selain konferensi pers, di tengah unjuk rasa mahasiswa yang memasuki hari kedua, HKFP melansir.

Baca juga artikel terkait CARRIE LAM atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yandri Daniel Damaledo