tirto.id - Direktur Wahid Institute, Ahmad Suaedy menilai, penyataan yang dilontarkan oleh Ketua Dewan Penasihat Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN), Asep Saifuddin Chalim merupakan hal yang kontroversial.
Sebelumnya, Asep Saifuddin Chalim menyerukan agar seluruh umat muslim dan warga Nahdlatul Ulama (NU) memilih Jokowi dan Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Jika tidak, kata Asep, maka sama saja "menginjak kepala Islam".
Asep juga mengatakan, apabila masyarakat NU tak memilih paslon nomor urut 01 tersebut, maka itu sama saja dengan menginjak "kepalanya NU".
Terkait ucapan itu, Suaedy memastikan bahwa Asep akan mendapatkan peringatan dari kelompok NU karena menurutnya pernyataan itu berlebihan.
"Asep ini akan mendapat peringatan dari kelompoknya sendiri. Misal dia dari NU dia akan ditegur oleh NU. Kita tunggu aja, karena itu berlebihan," kata Suaedy kepada Tirto melalui telepon, Kamis (20/12/2018).
Suaedy mengatakan, Asep harus berpikir rasional sebelum memberikan sebuah pernyataan, apalagi yang bisa memancing kontroversial. "Sebaiknya rasional saja. Pernyataan itu tidak elok dan sebaiknya tidak dilakukan oleh siapapun," ucapnya.
Ia juga mengingatkan Asep agar tak lagi mengaitkan masalah pilihan politik dengan agama.
"Jadi tidak boleh lah sejauh itu, siapapun boleh memilih di antara dua pasangan itu. Bahwa kalau mau mengunggulkan kedua paslon boleh-boleh saja, lebih Islami lah gitu, tetapi jangan sampai ke sana, terlalu jauh," ujarnya.
Kemudian, Ahmad Suaedy berharap agar pernyataan Asep yang memiliki kapasitas sebagai seorang Ustad, tidak mendorong kekerasan.
"Tidak menyebabkan kekerasan, sebaiknya tidak diulangi. Menyebabkan kekerasan itu bahaya," ucapnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Alexander Haryanto